Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi) mendengar curhatan dari petani tebu saat melakukan kunjungan di Blora, Jawa Tengah pada Jum'at 11 Januari 2019.
Dalam acara dialog dan tatap muka di Desa Soko, Jepon, Blora, petani tebu bernama Anton Sudibyo meminta komitmen dari Capres-Cawapres Prabowo-Sandi untuk melakukan penyetopan (moratorium) impor gula karena telah menyengsarakan petani tebu.
Anton juga menyuarakan pencabutan kartu tani yang lebih banyak merugikan kalangan petani.
"Petani tebu bisa mati dengan mata mendelik pak, kalau impor gula terus dilakukan. Mumpung ada Pak Sandi, saya juga minta pencabutan kartu tani, tambah kuota pupuk bersubsidi dan harga giling tebu di tahun depan dengan sistim beli putus seharga Rp70.000 per kwintal," pinta Anton, sebagaimana tertuang dalam pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi, Jumat sore.
Mendengar curhatan Anton, Sandi mengatakan dirinya sudah menandatangani kontrak politik dengan para petani tebu di Lumajang.
Salah satu isinya adalah bersedia menyetop impor pangan yang sejatinya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Tidak hanya itu, juga akan memberantas mafianya.
Dalam berbagai kesempatan saya selalu mengatakan stop impor pangan saat petani panen. Pelemahan ekonomi juga akibat impor yang menggila.
Seolah Indonesia tidak punya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Petani, nelayan mengeluhkan soal impor ini.
Baca Juga
"Keluhan yang sama terus saya peroleh dari seribu titik lebih lokasi yang saya datangi di seluruh pelosok Indonesia,” terang Sandi.
Sandi menegaskan Insha Allah jika 2019 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpilih menjadi pelayan rakyat, akan mengubah kebiasaan lama ini yakni stop impor dan utang.
"Termasuk memberantas mafia pangan dan impor, dan memenuhi harapan Pak Anton dan seluruh petani dan rakyat Indonesia,” ujarnya.