Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Defisit Dagang Karena Ketidakpastian Ekonomi Global 

Pemerintah menilai Neraca Perdagangan November yang mengalami defisit hingga US$2,05 miliar sebagai akibat dari ketidakpastian perekonomian global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dari kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjadi pembicara saat acara CEO Networking 2018 di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dari kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjadi pembicara saat acara CEO Networking 2018 di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai Neraca Perdagangan November yang mengalami defisit hingga US$2,05 miliar sebagai akibat dari ketidakpastian perekonomian global.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit yang terjadi merupakan dampak perekonomian global sehingga pemerintah akan terus memperhatikan faktor-faktor tersebut.

"Kita akan terus melihat faktor ekonomi di luar, dari sisi ekspor ini akan menjadi tantangan, beberapa komoditas kita maupun pasar tempat kita mengekspor harus kita lihat secara sangat hati-hati, karena seperti RRT pertumbuhan ekonominya, sedang dalam posisi penyesuaian, karena adanya penyesuaian kebijakan di internal mereka sendiri maupun adanya trade war dengan Amerika Serikat (AS)," tuturnya, Senin (17/12/2018).

Selain itu, lanjut Sri Mulyani, pemerintah juga harus melihat berbagai komoditas yang sensitif terhadap isu-isu non-ekonomi yang kemudian menjadi penghambat ekspor. Komoditas yang dimaksud seperti crude palm oil (CPO) dan minyak.

Sedangkan untuk menciptakan pasar tujuan ekspor baru dalam kondisi ekonomi saat ini tendensinya lemah, kemampuan menyerap ekspor juga akan sangat terbatas. 

"Jadi, memang kita harus hati-hati dalam mengelola transaksi eksternal kita. Masih sama, ekspor masih akan dipacu dari sisi, daya kompetisi kita, dari berbagai kebijakan untuk mendukungnya seperti insentif," ungkap Sri Mulyani.

Namun, jelasnya, pemerintah dan swasta harus memahami bahwa dinamika pasar global sedang sangat tinggi dan menimbulkan ketidakpastian. 

Di sisi lain, Pemerintah akan tetap melihat kembali impor yang dilakukan. Kebijakan pengendalian impor dengan menaikkan PPh pada 1.147 komoditas dia nilai sudah menunjukkan penurunan transaksi harian.

"Kita melihat untuk sektor lain migas dan non-migas harus memperhatikan kemampuan industri dalam negeri untuk bisa menghasilkan substitusi," terangnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$2,05 miliar pada November 2018 seiring besarnya defisit di neraca migas. 

Nilai defisit ini disebabkan oleh dari posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$14,83 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$16,88 miliar.

Secara kumulatif (Januari-November), Kecuk melaporkan neraca perdagangan masih mengalami defisit sebesar US$7,52 miliar. Posisi ini jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami surplus US$12,08 miliar. 

Nilai ekspor per November mengalami penurunan 6,69% menjadi US$14,83 miliar disebabkan oleh penurunan ekspor migas. 

BPS mencatat impor sebesar US$16,88 miliar atau turun 4,47% dibandingkann Oktober 2018. Impor migas mengalami penurunan 2,80% dan impor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 4,80% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu sebesar US$15,11 miliar, impor per November 2018 mengalami kenaikan sebesar 11,68%.

Sri Mulyani: Defisit Dagang Karena Ketidakpastian Ekonomi Global 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper