Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menandatangani kontrak desain teknik, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, & construction/EPC) proyek revitalisasi Kilang Balikpapan.
Konsorsium SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk. memenangi tender EPC Kilang Balikpapan senilai US$4 miliar atau sekitar Rp57,8 triliun.
Namun, Pertamina menargetkan revitalisasi (refinery development master plan/RDMP) Kilang Balikpapan tahaap pertama selesai pada 2023 mundur dari target awal 2021. Bahkan, target awal penyelesaian RDMP Kilang Balikpapan tahap I pada 2019.
Revitalisasi Kilang Balikpapan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama ditargetkan rampung pada 2021 kemudian menyusul tahap kedua pada 2022.
Penandatangan kontrak EPC diteken pada hari ini, Senin (10/12/2018). Kontrak pelaksanaan rancangan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction) mencakup ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit maupun Outside Battery Limit.
Ignatius Tallulembang, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina mengatakan bahwa pada awal 2019 pihaknya akan langsung langsung menggarap proyek kilang minyak yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut.
Kapasitas Kilang Balikpapan saat ini sebesar 260 barel per hari (bph) dan akan dinaikkan menjadi 360.000 bph.
"RDMP Balikpapan sudah kami lakukan tanda tangan kontrak. Berdasarkan timeline setelah tanda tangan, awal tahun depan kami langsung mulai [konstruksi]," katanya saat penandatangan kontrak EPC RDMP Kilang Balikpapan, Senin (10/12).
Sebelumnya, Pertamina mengaku proses pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan sesuai jadwal dan akan mulai tanda tangan kontrak EPC pada Desember 2018.
Saat itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa evaluasi teknis sudah selesai dan sedang masuk tahap komersialisasi. “Tanda tangan tetap Desember,” tuturnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Nantinya, kilang ini bakal menambah kapasitas produksi sebesar 100.000 barel per hari.
RDMP Balikpapan itu nantinya bakalmemproduksi kualitas bensin EURO V.
Untuk membiayai beragam proyek investasi tersebut, Pertamina diketahui telah mencari obligasi global sebagai salah satu sumber pendanaan yang direncanakan oleh Pertamina.
Rencana penerbitan obligasi global PT Pertamina (Persero) dihantui kenaikan rerata yield obligasi korporasi Asia yang menembus level 5,54% di tengah tingginya kebutuhan perseroan akan dana segar untuk mendanaisejumlah rencana ekspansi.
Kondisi pasar global juga turut menjadi penyebab Pertamina membatalkan rencana untuk melakukan tender offer atas outstanding dua surat utang yang jatuh tempo pada 2021 dan 2022.