Bisnis.com, JAKARTA--Komite Ekonomi dan Industri Nasional menilai reklamasi bisa menjadi opsi penyediaan lahan dalam pembangunan Bandara Soekarno-Hatta II di Tangerang, Banten.
Staf ahli ekonomi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Ronny P Sasmita mengatakan lonjakan aktivitas penerbangan, termasuk peningkatan jumlah kelas menengah Indonesia adalah beberapa faktor penting yang mengharuskan PT Angkasa Pura (AP) II terus berekspansi, terutama membangun bandara baru dalam wujud Bandara Soekarno Hatta II.
Menurutnya, rencana pembangunan bandara tersebut perlu didukung oleh semua pihak. Keputusan untuk mengguakan cara reklamasi atau tidak, bergantung pada kondisi lapangan.
"Dari paparan dan pemberitaan yang saya terima, memang opsi reklamasi lebih masuk akal dan lebih aman untuk AP II. Saat ini sulit mendapatkan lahan sekira 2000 hektare, jikapun ada, prosesnya akan sulit dan memakan waktu lama," kata Ronny dalam siaran pers, Senin (3/12/2018).
Di sisi lain, imbuhnya, Indonesia memang membutuhkan bandara yang representatif. Keberadaan Bandara Soekarno Hatta Terminal III memang sangat membantu, tetapi, kapasitasnya masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penumpang yang harus ditampung.
Dia menegaskan reklamasi tidak selalu membawa dampak negatif. Perluasan apron Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, untuk menyambut acara IMF-Bank Dunia, juga menggunakan reklamasi.
Selain itu, reklamasi akan menghasilkan multiplayer effect yang besar karena bisa memberikan peluang bagi mitra-mitra pengadaan bahan baku dan barang modal. Selama prosesnya legal dan profesional, banyak usaha yang akan terkerek oleh pembangunan Bandara Soekarno Hatta II, mulai dari pengusaha pengadaan pasir, semen, besi, kontraktor alat berat, kontraktor, dan lain-lain.
"Selain itu, akan ada banyak lapangan pekerjaan selama dan setelah pembangun bandara di atas lahan reklamasi tersebut. Asal semuanya prosesnya legal, profesional, dan benar," ujarnya.