Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi telah memasuki masa pensiun per 18 November 2018. Berbagai pihak terutama pelaku usaha hulu minyak dan gas bumi masih menunggu sosok pengganti mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2003-2007 itu.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) merupakan lembaga setingkat eselon satu yang berada langsung di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
SKK Migas memiliki peran strategis karena mewakili negara dalam melakukan kontrak kerja sama dengan kontraktor migas baik perusahaan domestik maupun asing.
Selain melakukan kontrak, SKK Migas juga melakukan pengawasan dalam kegiatan hulu migas terutama dalam mengendalikan cost recovery dan berupaya meningkatkan lifting migas.
Untuk itu, Kementerian ESDM rencananya akan melakukan pelantikan Kepala SKK Migas pada hari ini, Senin (3/12). Namun, belum ada informasi resmi siapa nama kandidat yang akan menggantikan sosok Amien Sunaryadi yang juga pernah berkrir di Bank Dunia tersebut.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Yusri Usman menuturkan bahwa selayaknya kandidat ideal, sosok calon Kepala SKK Migas seharusnya mempunyai hubungan baik dan dipercaya oleh para kontraktor hulu migas, mengerti secara mendalam sektor tersebut dari segi komersial dan teknis, bebas dari kepentingan bisnis pribadi dan politik, memahami kebijakan dan strategi ketahanan energi nasional, dan mengerti aspek geopolitik dan geostrategi NKRI.
“Dan tentunya, dengan kewenangan mengelola investasi minyak bumi serta pengeluaran dan penerimaan negara senilai ratusan triliun, sehingga calon pimpinan SKK Migas tersebut harus memiliki integritas yang tinggi dari rekam jejaknya dan memiliki persamaan pola pikir dan tujuan dan pemahaman tentang Nawacita dan persamaan latar belakang kultural dengan presiden,” katanya, Minggu (2/12).
Kepada Bisnis, Yusri mengaku, telah mendengar beberapa nama yang diduga akan menggantikan sosok Amien sebagai Kepala SKK Migas seperti Dwi Soetjipto (mantan Direktur Utama PT Pertamina) dan Ridwan Djamaludin (Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman).
Belakangan ini, nama-nama tersebut memang kerap mencuat sebagai kandidat orang nomor satu di SKK Migad. Hanya saja tidak ada satu pun baik pejabat Kementerian ESDM maupun SKK Migas yang mengkonfirmasi hal itu.
“Dulunya memang Pak Dwi Soetjipto yang kuat [disebut] jadi Kepala SKK Migas, tetapi terkendala soal umur kan sudah 62 tahun , kemudian ada revisi Perpres No. 9/2013 menjadi Perpres 36/2018 yang menghapus batas umur Kepala SKK Migas [maksimal 60 tahun]. Terkesan Perpres itu memang untuk meloloskan Dwi Soetjipto, namun belakangan lobi politik yang kuat maka Dwi Sucipto terpental,” jelas Yusri.
Hanya saja, imbuhnya, segala hal tersebut tak menutup kemungkinan akan berubah di menit-menit terakhir. Bahkan nama Ridwan Djamaludin pun yang belakangan disebut-sebut sebagai pengganti Amien pun sangat lebar kemungkinannya untuk berubah.
“Sampai dengan besok siang sebelum pelantikan bisa saja terjadi tarik-menarik lagi.”
Untuk diketahui, dalam pelantikan kepala SKK Migas, Kementerian ESDM juga mengundang beberapa direktur utama badan usaha seperti PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang Tbk., PTBA, PGN, PT Timah TBK., dan PT EMI (Persero).