Bisnis.com, DENPASAR – Volume ekspor manggis ke China meningkat hingga 60% menjadi 80 ton per hari dari sebelumnya 50 ton per hari lantaran telah memasuki musim panen raya.
Adapun ekspor langsung manggis dari Bali ke China baru dimulai pada 2018 awal. Ekspor mengikuti masa panen manggis yang terjadi selama September sampai April.
Ekspor manggis ke China pada tahun ini telah dilakukan pada Januari sampai April 2018 dan selanjutnya September sampai nanti pada Desember 2018. Volume eskpor baru meningkat pada pertengahan November saat perkebunan manggis memasuki masa panen raya.
Direktur PT Narendra Mandara Sukses, Krisna Pranata Praja Kusuma, salah satu eksportir manggis di Bali, mengatakan permintaan kiriman buah ini dari China sangatlah besar. Pihaknya kerap kali tidak mampu memenuhi permintaan ekspor karena terkendala minimnya produksi.
Rata-rata selama September 2018 hingga Oktober 2018, perusahaannya mampu mengekspor 800 kilogram per hari. Sejak memasuki panen raya pada pertengahan November 2018, ekspor meningkat menjadi 16.000 kilogram per hari.
Dia pun akan terus meningkatkan ekspor manggis dengan menarget hingga akhir tahun ini mampu mengekspor 4.000 ton.
"Jumlah permintaan memang lebih banyak, produksi masih belum tinggi, tapi sekarang untung sudah panen raya ditambah hujan yang tidak banyak dan cuaca yang memungkinkan," katanya, Selasa (20/11/2018).
Quality Control PT Narendra Mandara Sukses Clara Maulanda Iskandar mengatakan walaupun eskpor meningkat, pihaknya tetap mengedepankan kualitas. Sebab, kecacatan pengiriman akan mempengaruhi penilaian buyer.
Dia menjelaskan untuk mempertahankan kualitas manggis dan meningkatkan ekspor, pihaknya tengah mempekerjakan 200 pekerja. Para pekerja dibagi berdasar shift tertentu untuk mengecek kualitas produk.
Bahkan, karena mempertimbangkan pengiriman buah yang tetap segar, pabrik pengemasan dan pemrosesan bekerja selama 24 jam penuh.
“Karena permintaan dari China haru bersih, bebas dari organisme dan hama pengganggu,” katanya.