Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT Nindya Karya (Persero) wilayah VI memenangi lelang konstruksi pembangunan Bendungan Sadawarna berkapasitas 49 juta meter kubik yang berlokasi di Subang, Jawa Barat.
Dua BUMN itu memenangi proyek dengan total harga terkoreksi mencapai Rp1,87 triliun.
Sebagaimana dilansir dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) memenangi proyek pembangunan paket pertama dengan harga terkoreksi Rp970,32 miliar atau di bawah harga perkiraan sendiri (HPS) paket yang mencapai Rp1 triliun.
Pada paket ini, WIKA menyisihkan sesama BUMN yang sebelumnya lulus prakualifikasi yakni PT Brantas Abipraya dan Nindya Karya. Kedua BUMN itu mengajukan harga penawaran lebih tinggi dibandingkan dengan WIKA. Total peserta lelang pada paket ini tercatat 91 perusahaan.
Pada paket II, Nindya Karya berhasil mengalahkan WIKA dan Brantas yang juga lulus prakualifikasi dengan harga penawaran di bawah kedua BUMN itu. Total harga terkoreksi yang diajukan Nindya yakni Rp898,92 miliar. Angka yang diajukan Nindya di bawah HPS proyek yang mencapai Rp940,81 miliar.
Adapun, total peserta pada lelang proyek kontrak tahun jamak tersebut mencapai 84 perusahaan.
Baca Juga
Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan surat penunjukan penyedia barang/jasa dan mempersiapkan tanda tangan kontrak setelah pemenang proyek telah ditetapkan.
“Direncanakan, tanda tangan kontrak dilakukan pada pekan depan,” kata Sumiarsih saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (15/11/2018).
Berdasarkan catatan Bisnis, rencana penandatanganan kontrak tersebut mundur dari waktu yang sebelumnya ditargetkan pada awal Oktober 2018.
Pasalnya, proyek tersebut sempat mengalami perubahan waktu penetapan pengumuman pemenang prakualifikasi sehingga memundurkan proses sampai nanti kontrak ditandatangani.
Bendungan Sadawarna direncanakan memiliki kapasitas sebesar 49 juta meter kubik dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 6.000 hektare.
Selain itu, bendungan tersebut diharapkan dapat mengurangi debit banjir hingga 316 meter kubik per detik dan menyediakan pasokan bahan baku sebesar 0,50 meter kubik per detik. Rencananya, bendungan tersebut baru akan beroperasi pada 2021.