Bisnis.com, BEKASI - Pemerintah menyiapkan dua opsi penanganan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Tol Jakarta - Cikampek akibat pembangunan Proyek Strategis Nasional seperti pembangunan tol layang (elevated), Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan light rail transit (LRT) Jabodebek.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan opsi pertama adalah mengoptimalkan PM 18/2018 tentang kebijakan ganjil genap yang akan diterapkan di pintu tol Tambun, setelah sebelumnya di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada pukul 06.00 WIB-09.00 WIB.
Bambang mengatakan dengan pengoptimalan kebijakan ganjil genap maka diharapkan akan berimbas pada peningkatan kecepatan ke arah Cikampek menjadi 60% dan V/C ratio turun sekitar 17%. Kemudian arah ke Jakarta V/C ratio akan turun 14%, dan kecepatan akan meningkat 26%.
Opsi kedua adalah mengimbau kendaraan pribadi untuk memilih jalan alternatif yaitu Kalimalang pada pukul 21.00 WIB-05.00 WIB mengingat pada waktu tersebut kemacetan parah kerap terjadi di lalu lintas tol Jakarta-Cikampek.
"Kami imbau untuk memilih jalan alternatif Kalimalang sebab di waktu tersebut lalu lintas kosong. Kami sudah survei," katanya, Rabu (14/11/2018).
Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar kendaraan roda empat pribadi tidak memasuki pintul tol pada jam sama di pintu gerbang tol Cikarang Pusat, Cikarang Barat 1 dan 5, Cibatu, Cibitung 1 dan 2, Bekasi Timur 1 dan 2, Bekasi Barat 1 dan 2, Cikunir 1, 2, dan 3, Pondok Gede Timur 1 dan 2, serta Pondok Gede Barat 1 dan 2.
Bambang menyebutkan apabila imbauan ini dipatuhi masyarakat maka akan terjadi penurunan V/C ratio ke arah Cikampek sekitar 9%, dan peningkatan kecepatan 20%. Kemudian penurunan V/C ratio ke arah ke Jakarta 8%, dan kecepatan meningkat di malam hari sekitar 31%.
Dia juga mengatakan akan ada pengetatan aturan penggunaan lajur tol, seperti misalnya, lajur 1 dan 2 diperuntukan untuk bus dan truk dengan golongan III sampai V, sementara lajur 3 dan 4 untuk kendaraan golongan I dan II.
Di sisi lain, pihaknya telah melakukan sosialiasi dengan memasang variable message sign/perangkat kontrol lalu lintas terutama di Cikarang Barat dan Cibitung agar truk-truk muatan logistik mengikuti imbauan yang ada.
"Di dua lokasi itu tingkat 'kebocorannya' tinggi. Mencapai 60% di mana di Cikarang Barat setiap paginya selama tiga jam itu (06.00WIB-09.00 WIB) 65 truk dan Cibitung ada 114 truk dan itu cukup besar sehingga space jalan yang digunakan juga cukup besar sehingga berdampak pada kecepatan," katanya.