Bisnis.com, JAKARTA - Regulator penerbangan AS telah melancarkan penyelidikan prioritas tinggi terhadap analisis keselamatan yang dilakukan Boeing selama bertahun-tahun, menyusul jatuhnya pesawat jet Lion Air di Indonesia bulan lalu.
Wall Street Journal melaporkan, Federal Aviation Administration (FAA) sedang meninjau rincian seputar data keamanan dan kesimpulan yang sebelumnya diberikan kepada perusahaan sebagai bagian dari sertifikasi model 737 MAX 8 dan MAX 9.
Namun, FAA mengatakan laporan cerita Wall Street Journal tidak benar untuk menyarankan lembaga itu melakukan penyelidikan keselamatan di Boeing Max.
Laporan Reuters, FAA menyatakan tidak melakukan penyelidikan terpisah dari penyelidikan kecelakaan Lion Air yang sedang berlangsung. Mereka hanya tergabung bersama Badan Keselamatan Transportasi Nasional dan pejabat Indonesia melakukan penyelidikan.
"Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami telah mengeluarkan [petunjuk kelaikan udara] dan akan terus mengambil tindakan yang tepat berdasarkan pada apa yang kami pelajari dari penyelidikan. Ini tidak berubah," kata FAA seperti dilansir Reuters, Rabu (14/11/2018).
Mereka mengatakan FAA dan Boeing terus mengevaluasi kebutuhan untuk perangkat lunak dan perubahan desain lainnya ke pesawat termasuk prosedur operasi dan pelatihan.
Sementara itu, Boeing tidak menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja reguler. Pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8 jatuh pada 29 Oktober, 12 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Peristiwa ini menewaskan 189 orang di dalamnya.