Bisnis.com, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan mengintensifkan pencarian perekam suara di dalam kokpit (cockpit voice recorder/CVR) Lion Air PK-LQP yang kemungkinan terpendam di dalam lumpur dasar Tanjung Karawang.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengaku telah melakukan simulasi pencarian CVR di dalam lumpur menggunakan kotak hitam yang masih berfungsi bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta pihak Singapura. Hasilnya, ultra short base line (USBL) transponder masih bisa menerima sinyal pinger locator untuk menemukan CVR.
"Kami pastikan pinger locator tetap berfungsi kendati CVR berada di dalam lumpur. Oleh karena itu, kami akan mengerahkan alat khusus untuk menemukannya," kata Soerjanto, Senin (12/11/2018).
Dia menambahkan data di dalam CVR sangat penting bagi upaya investigasi kecelakaan Lion Air JT-610 registrasi PK-LQP. Nantinya, data CVR akan dikaitkan dengan hasil unduhan perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR).
Dia akan menyediakan kapal disertai remotely operated vehicle (ROV) yang dilengkapi dengan site scan sonar, multi beam, magneto, sub bottom profiling untuk pencarian benda-benda yang masih di dalam lumpur.
Soerjanto optimistis pinger locator di dalam CVR tidak mengalami kerusakan karena pada dasarnya kotak hitam mampu menahan tekanan hingga 150 G maupun di kedalaman 6.000 m. Benda tersebut juga tahan bakar hingga setengah jam.
KNKT juga akan melaporkan preliminary report yang berisi data faktual tanpa analisis dan kesimpulan dalam investigasi pada 29 November 2018.