Bisnis.com, BATANG--PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) optimistis proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) bakal selesai sesuai target.
Hingga September 2018, konstruksinya telah mencapai 57,2%. Realisasi proyek dengan nilai investasi US$4,2 miliar tersebut lebih rendah dari rencana yang telah disusun BPI, yakni sebesar 59,9% untuk September 2018.
Presiden Direktur BPI Takashi Irie mengatakan melesetnya persentase tersebut disebabkan oleh hal nonteknis, antara lain cuaca. Namun, dampaknya dinilai tidak terlalu signifikan.
Adapun PLTU Batang ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2020. Menurutnya, dari segi teknis, belum ada kendala berarti yang bisa menghambat konstruksi proyek tersebut.
"Commercial operation date [COD] unit 1 rencananya pada akhir Mei atau Juni 2020, sementara untuk unit dua di akhir November atau Desember 2020," ujarnya di area proyek PLTU Batang, Selasa (30/10/2018).
Dia menjelaskan pembangkit tersebut memakai teknologi ultra super critical (USC) yang diklaim paling canggih dan ramah lingkungan. Pasalnya, efisiensi pana yang lebih tinggi memungkinkan konsumsi batu bara dan emisi CO2 yang lebih rendah.
Baca Juga
"Efisiensinya di atas 10% dari PLTU dengan teknologi subcritical," tuturnya.