Bisnis.com, PALEMBANG-- PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) terus berupaya memperbesar kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru, hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan produk kereta api asal Madiun ini.
Ditektur Utama PT INKA, Budi Noviantoro mengatakan saat ini pihaknya tengah menyelesaikan proses tender dan penawaran harga dari kontraktor dalam pembangunan pabrik (workshop) baru di Banyuwangi dengan luas lahan sekitar 8,3 hektare.
"Target kami awal tahun 2019 pembangunan tahap satu pabrik baru tersebut sudah bisa dimulai dengan masa pembangunan selama satu tahun," kata Budi disela kegiatan Editor's Day bersama PT INKA bekerjasama dengan Bisnis Indonesia Perwakilan Palembang di Exelton Hotel, Palembang, Selasa (30/10).
Dia menjelaskan, kebutuhan dana untuk workshop baru tersebut sekitar Rp1,3 triliun, INKA sendiri memiliki dana sekitar Rp600 miliar yang berasal dari sisa penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2016 lalu.
Sementara kekuranganya akan dipenuhi oleh investor asal Amerika Serikat yakni Caterpillar Grup.
"Mereka [Caterpillar] tersebut tertarik untuk berinvestasi untuk membangun pabrik khusus lokomotif termasuk peralatanya. Tahap awal nilai investasinya sekitar US$30 juta," katanya.
Baca Juga
Pabrik baru tersebut, kata Budi, direncanakan mempunyai kapasitas pembuatan 4 kereta per hari. Jumlah tersebut dua kali lipat dari rata-rat kapasitas pabrik di Madiun.
"Dengan peningkatan produksi ini akan mampu mengcover pesanan ekspor yang terus meningkat. Seperti dari Sri Langka, Thailand, dan Filipina," katanya.
Selain itu, Budi menambahkan, INKA bersama BUMN lainya yakni Waskita, LEN, dan KAI di tahap pertama telah membentuk Indonesia Railway Development Consorsium guna memperluas pasar luar negeri.
"Kami ingin menjual kereta api sekaligus dalam satu paket. Mulai dari desain, pengadaan, konstruksi, finansial, hingga operasionalnya. Tergantung negara mana yang membutuhkan itu," katanya.
Untuk masalah pendanaan ekspor ini, konsorsium didukung oleh Exim Bank yang telah menyatakan siap mengucurkan pinjaman.
"Terkadang negara pembeli kesulitan akan pendanaan, tidak ada kontraktor, dan desainer-nya. Maka itu kita akan siapkan satu paket," katanya
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan roadshow ke Manila, dan rencananya akan dilanjutkan ke Vietnam, Sri Langka, dan Bangladesh guna menawarkan penjualan satu paket kereta ini.
"Kita jual tergantung pesanan, baik jenis Right Rail Transit (LRT) maupun paket kereta biasa," katanya.