Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Properti Atas Melemah, Pengembang Garap Segmen Menengah

Strategi pengembang yang selama ini menggarap segmen menengah atas dan kini mulai menyasar segmen yang lebih rendah, dinilai konsultan sebagai strategi peningkatan penjualan.
Foto ilustrasi perumahan. / Bisnis Rahman
Foto ilustrasi perumahan. / Bisnis Rahman

Bisnis.com, JAKARTA--Strategi pengembang yang selama ini menggarap segmen menengah atas dan kini mulai menyasar segmen yang lebih rendah, dinilai konsultan sebagai strategi peningkatan penjualan.

Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara menilai dengan beralihnya sasaran segmen pasar pengembang merupakan strategi mereka dalam meningkatkan penjualan.

"Pasar properti yang saat ini berjalan lambat paling berdampak pada kalangan mengengah ke atas, sementara pengembang besar sudah memiliki target penjualan, sehingga mereka harus mencari peluang-peluang lain supaya bisa berjualan dalam kondisi seperti ini," kata Dani kepada Bisnis..

Namun, lokasi hunian segmen menengah itu akan berbeda dengan yang biasa digarap, dan biasanya berada di luar Jakarta karena harga lahan yang masih murah. "Untuk area Jakarta, hunian yang dijual pasti di atas Rp1 miliar, jadi pengembang mencari lahan yang lebih murah di luar Jakarta."

Dia menambahkan dengan pasar yang sangat beragam, yang paling banyak terserap adalah hunian dengan harga sekitar Rp500 juta yang merupakan potensi terbesar pasar.

Dani juga menilai strategi keberlanjutan membangun hunian segmen menengah oleh pengembang premium akan melihat lokasi bank tanah yang masih dimiliki dan tinggi atau rendahnya permintaan pasar.

Director, Head of Research and Consultancy Savills Anton Sitorus mengatakan beralihnya pengembang yang sebelumnya membangun hunian premium menjadi hunian segmen menengah adalah wajar.

"Hal tersebut biasa bagi pengembang bermain di segmen yang berbeda dari biasanya, karena saat ini juga daya beli sedang melemah dan niat investasi sedang berkurang ," kata Anton.

Dia menilai dengan kondisi properti seperti saat ini, penjualan untuk segmen menengah ke atas sedikit sulit. Oleh karena itu, banyak pengembang bermain di harga yang lebih murah dan pasar kelas menengah juga lebih besar.

Selain itu, lanjut dia, dengan mengembangkan hunian segmen menengah, pengembang tetap bisa menjaga cashflow agar tetap bisa berjalan. "Jika tetap bermain di kelas atas, sedangkan penjualan susah, cashflownya pasti tidak mencukupi, jadi sebagian beralih ke yang lebih murah," papar Anton.

Dia menilai jika situasi pasar sudah membaik, para pengembang yang sebelumnya bermain di segmen menengah atas akan kembali fokus pada pengembangan hunian-hunian premium.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper