Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolumnis Washington Post Hilang, Bursa Saham Arab Saudi Anjlok

Pasar saham Arab Saudi mengalami penurunan tajam pada Ahad, 14 Oktober 2018 karena para investor merasa khawatir memburuknya hubungan negara itu dengan dunia internasional terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis di Washington Post.
Siluet pengunjung mengamati layar informasi Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Siluet pengunjung mengamati layar informasi Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, RIYADH – Pasar saham Arab Saudi mengalami penurunan tajam pada Ahad, 14 Oktober 2018 karena para investor merasa khawatir memburuknya hubungan negara itu dengan dunia internasional terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis di Washington Post.

Indeks pasar saham turun hingga sekitar 7% dalam dua jam pertama perdagangannya, yang merupakan penurunan terbesar sejak Desember 2014. Ketika itu, harga minyak bumi dunia turun drastis.

Kemarin, harga saham Saudi Basic Industries, yang merupakan produsen terbesar petrokimia di kawasan itu, turun hingga 7,9%. Indeks saham sempat menguat dan ditutup turun 3.5%.

“Ini disebabkan pengaruh dari politik. Pasar bereaksi negatif terkait kasus hilangnya Khashoggi, yang menimbulkan keriuhan politik,” kata Salah Shamma, kepala investasi Franklin Templeton Emerging Market Equity untuk kawasan Timur Tengah, yang merupakan pengelola dana investasi besar.

Shamma menambahkan situasi fundamental ekonomi Saudi tidak terpengaruh sejauh ini.

Menurut para pedagang regional, kasus hilangnya Khashoggi bisa membuat arus investasi asing jadi batal masuk ke Saudi. Dan jika Kongres AS memutuskan memberikan sanksi kepada individu tertentu di Saudi terkait kasus ini maka ini bisa memicu terjadinya panick selling atau penjualan saham besar-besaran oleh para investor.

“Sepertinya investor internasional menghukum bursa saham Saudi,” kata seorang broker regional.

Khashoggi, yang merupakan pengritik terkemuka pemerintah Arab Saudi dan juga memiliki izin sebagai penduduk di Amerika Serikat (US resident), menghilang pada 2 Oktober 2018 saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Dia rutin datang ke kantor Konsulat Saudi untuk mengurus dokumentasi.

Otoritas Turki meyakini Khashoggi dibunuh oleh sebuah tim pembunuh yang terdiri dari 15 orang dan tubuhnya telah dilenyapkan. Riyadh membantah dugaan ini dan mengatakan Khashoggi telah keluar dari kantor konsulat itu pasca mengurus dokumentasi.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan akan memberikan hukuman keras kepada Saudi jika terbukti terlibat melakukan pembunuhan ini.

Sebaliknya, seorang pejabat Saudi mengatakan akan membalas setiap tindakan sanksi atau embargo ekonomi terhadap negara itu dengan tindakan yang lebih keras, seperti dilansir Saudi Press Agency, yang merupakan kantor berita Saudi.

Kantor Kedubes Saudi di AS melansir pernyataan klarifikasi mengenai pemberitaan dari Saudi Press Agency tadi. “Kerajaan Arab Saudi menyampaikan apresiasi kepada semua negara, termasuk AS, karena menahan diri dari membuat kesimpulan mengenai investigasi yang sedang berlangsung.”

Secara terpisah, Raja Salman dari Arab Saudi menghubungi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengenai pembentukan grup kerja gabungan (joint working group) untuk menangani kasus ini, seperti dilansir Anadolu. Erdogan dikabarkan menyetujui usulan ini.

Media Anadolu juga melansir pernyataan bersama menteri Luar Negeri dari Inggris, Prancis dan Jerman soal perlunya investigasi kredibel untuk mengungkap hilangnya Khashoggi karena ini kasus yang sangat serius.

“Diperlukan investigasi kredibel untuk mengetahui kebenaran mengenai apa yang terjadi dan mengidentifikasi siapa saja yang bertanggung jawab terkait hilangnya Jamal Khashoggi dan membuat mereka bertanggung jawab,” begitu pernyataan dari tiga menlu tadi seperti juga dilansir CNBC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper