Bisnis.com, JAKARTA - PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) melalui anak perusahaannya PT Modern Industrial Estate meluncurkan klaster khusus industri halal, Modern Halal Valley.
Direktur Utama PT Modern Industrial Estate Pascal Wilson mengatakan Modern Halal Valley merupakan kawasan klaster industri halal terinteregasi pertama seluas 500 hektare yang berlokasi di Modern Cikande Industrial Estate.
"Modern Cikande Industrial Estate ingin berpartisipasi dalam mewujudkan visi Indonesia untuk membangun ekosistem halal yang lengkap untuk makanan halal dan industri terkait," ujar Pascal usai seremoni Groundbreaking Modern Halal Valley di Serang, Rabu (10/10/2018).
Modern Halal Valley akan terdiri atas tiga tahapan pengembangan dengan tahap pertama mengembangkan lahan seluas 150 hektare dan total investasi mencapai Rp500 miliar di luar harga lahan.
Pengembangan tahap pertama akan memfokuskan kepada 3 sektor industri seperti industri makan dan minuman (mamin), industri obat-obatan, dan industri kosmetik yang terdiri atas industri lokal hingga asing.
Selain itu, pada pengembangan tahap pertama Modern Halal Valley akan membangun laboratorium halal oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) untuk memudahkan proses sertifikasi halal dari uji fungsi, set up ruangan, pelatihan, dan pendukung operasional lainnya.
Baca Juga
Pascal mengaku telah mendapatkan permintaan lahan seluas 90 hektare yang masih dalam tahapan penjajakan dari industri mamin halal dan industri kosmetik halal.
"Sudah ada beberapa permintaan, cuma memang penyerahan untuk tahap pertama itu adalah satu tahun dari sekarang, karena kami harus persiapkan tanah itu matang dan siap bangun terlebih dahulu," kata Pascal.
Modern Halal Valley dibanderol harga Rp2 juta per meter persegi dengan luas lahan minimal 1.260 meter persegi sesuai dengan standard factory building hingga luas maksimal yang tidak dibatasi.
Pascal berharap dengan adanya kawasan industri halal akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia dan menjadi pusat produksi barang halal.
Berdasarkan survei ekonomi syariah, Indonesia menempati peringkat pertama negara dengan konsumen terbesar produk makan halal dunia dengan nilai ekonomi mencapai US$197 miliar dan disusul Turki yang mencapai US$100 miliar.
"Sebagai negara muslim terbanyak kenapa kita tidak produksi barang halal di sini juga. Indonesia punya SDMnya, punya marketnya. Nah itu lah yang kami usahakan. kami pengembang berusaha menyediakan wadah dan fasilitas serta kemudahan untuk industri halal tersebut," papar Pascal.