Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapmmi Proyeksi Harga Mamin Naik 5% Tahun Depan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia memprediksi harga makanan dan minuman akan naik sebesar 5% pada tahun depan.
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia memprediksi harga makanan dan minuman akan naik sebesar 5% pada tahun depan.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan jika nilai tukar rupiah masih bergejolak hingga tahun depan, maka harga makanan dan minuman (mamin) kemungkinan bisa naik 5%.

"Untuk industri mamin, kenaikan 5% itu besar. Kalau melihat dolar AS masih seperti ini, mau tidak mau akan evaluasi harga pada tahun depan," ujarnya usai acara Groundbreaking Kawasan Industri Modern Halal Valley di Serang, Banten, Rabu (10/10/2018).

Adhi mengaku secara internal telah mengantisipasi dampak pelemahan rupiah dengan berbagai cara efisiensi, seperti mencari alternatif bahan baku lain. Dia pun meminta peran lebih dari pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Gapmmi berharap ada pembahasan oleh pemerintah untuk meninjau kembali regulasi eksisting agar tidak menghambat dan mengurangi biaya yang dirasa tidak penting sebagai bentuk kompensasi bahan pokok.

Pelemahan nilai tukar rupiah, lanjut Adhi, sangat berpengaruh terhadap industri mamin sehingga gejolak rupiah terasa berat untuk ditopang para pelaku usaha.

Meski demikian, mayoritas perusahaan besar industri mamin yang menjadi anggota Gapmmi telah sepakat untuk tidak menaikkan harga hingga akhir tahun. Hal ini diprediksi akan menggerus margin laba sebesar 3%-5%.

"Kalau yang kecil sudah menaikkan harga karena memang daya tahannya memang lemah sekali, baik modal kerja hingga stok bahan. Begitu ada kenaikan bahan baku, mereka langsung memutuskan untuk menaikkan harga. Tetapi, saya belum dengar ada yang tutup semoga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini masih kuat," tambahnya.

Gipmmi juga masih akan bertahan dengan target pertumbuhan industri mamin yang diproyeksikan tumbuh 8% hingga 9% selama 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper