Bisnis.com, JAKARTA — Ketersediaan alat berat di wilayah Donggala dan Palu sangat terbatas untuk mempercepat proses evakuasi dan pembersihan pascabencana gempa bumi berkekuatan 7,4 skala Richter dan tsunami yang menerjang daerah itu.
Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhannudin mengatakan bahwa dengan kondisi tersebut, pihaknya mengharapkan Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) dapat memobilisasi alat berat seperti ekskavator dan loader ke daerah yang terdampak bencana.
Syarif memastikan bahwa biaya mobilisasi alat berat akan ditanggung oleh pemerintah nantinya.
“Yang mendesak adalah alat-alat berat, saya kira AKI bisa memberi bantuan. Saya ulangi, itu tidak gratis pasti dibayar,” kata Syarif usai memberi sambutan dalam dialog Asosiasi Kontraktor Indonesia, Selasa (2/10/2018).
Dengan begitu, menurutnya, akan semakin banyak peralatan yang dapat mempercepat proses evakuasi korban, utamanya pada bangunan yang mengalami reruntuhan.
Saat ini, tutur Syarif, mobilisasi alat berat baru dilakukan pihaknya di wilayah yang berdekatan dengan daerah terkena bencana, yakni Makassar dan Gorontalo.
“Bisa saja alat berat dari [proyek] di Surabaya atau Balikpapan, dari mana saja. Kami masih memetakan butuh berapa lagi, belasan atau puluhan bisa saja kalau memang dibutuhkan percepatan-percepatan,” ujarnya.
Syarif menuturkan bahwa fokus Kementerian PUPR dalam langkah tanggap darurat yakni pengevakuasian, pembukaan akses jalan, pemberian air bersih, dan pembersihan lokasi dari puing-puing.
Dia mengemukakan bahwa Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan dalam 2 minggu ke depan, kota Palu sudah harus bersih dari puing-puing bencana.
Katika menanggapi hal tersebut, Ketua Umum AKI Budi Harto memastikan bahwa asosiasi akan turut membantu pemerintah dalam percepatan evakuasi.
“Yang punya proyek di sekitar Sulawesi agar dimobilisasi ke sana semua. Butuh mobilisasi dari Jawa juga nantinya,” ujar Budi di tempat yang sama.
Dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Budi mengatakan bahwa sudah ada lima ekskavator yang dikirim untuk membantu mengangkat reruntuhan bangunan.
Selain itu, lanjutnya, sedikitnya 10 perusahaan non-BUMN yang tergabung dalam AKI bersepakat untuk membantu proses pemulihan bencana di Sulawesi tengah tersebut.
“Kami suarakan kepada anggota AKI. Yang di Lombok kan sekarang sudah suruh cetak rumah precast. Untuk di Palu kebutuhannya akan lebih besar lagi. Teman-teman AKI yang non-BUMN sudah bersedia,” ujarnya.