Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I menyatakan masih menunggu studi kelayakan untuk menentukan skema kerja sama dengan mitra strategis dari luar negeri untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub internasional.
Usulan itu berasal dari Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) guna mempercepat Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, menjadi hub internasional dari perkiraan PT Pelindo I yang membutuhkan waktu 10 tahun-15 tahun.
"Saya sependapat [dengan usulan], memang pengembangan Kuala Tanjung Hub Port harus dilakukan secara terpadu," kata Direktur perencanaan dan Pengembangan PT Pelindo I Iman Achmad Sulaiman, Senin (1/10/2018).
Dia mengatakan Pelindo I memang tengah mempersiapkan hal tersebut terlebih pihaknya sudah bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di sektor pelabuhan asal Belanda terkait pengembangan proyek tersebut. "Pelindo I bekerja sama dengan Port of Rotterdam (PoR)," ujarnya.
Sejauh ini, Kata Iman, pihaknya tengah menyiapkan final konsep pengembangan dan hasil feasibility study atau studi kelayakan. Adapun hasil studi kelayakan tersebut salah satunya akan menentukan skema investasi Port of Rotterdam di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Namun, Iman belum menerangkan lebih jauh kapan target dari hasil konsep pengembangan dan studi kelayakan tersebut dengan alasan sedang rapat. "Saya sedang rapat dengan BPKP [Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan]," katanya.
Dalam catatan Bisnis, dua tahun lalu Pelindo I menandatangani nota kesepahaman sekaligus perjanjian kerja sama dengan Port of Rotterdam Authorithy tentang Port Management Services In Developing Port Of Kuala Tanjung dalam rangka untuk mengakselerasi percepatan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung.
Ruang lingkup Port Management Services In Developing Port Of Kuala Tanjung ini terdiri atas Port Analysis Model (PAM) dan Port Managemen Program (PMP).
Kerja sama tersebut sebagai wujud keseriusan Pelindo I dalam mempercepat pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, sebagai upaya menjadikan pelabuhan tersebut sebagai Hub Port Indonesia di bagian Barat.
Ketua Umum Asosiasi Logistisk Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita sebelumnya mengatakan Pelabuhan Kuala Tanjung bisa menjadi hub internasional lebih cepat dari 10 tahun apabila Pelindo I mengajak kerja sama dengan mitra strategis dari luar negeri dan Pelindo I cukup menguasai saham minoritas.
Dengan kebijakan itu, Zaldy menilai Pelabuhan Kuala Tanjung bisa bersaing dengan pelabuhan yang dikelola PSA Singapore dan Pelabuhan Tanjung Pelepas di Malaysia.
Adapun pada tahap pertama, Pelindo I akan mengoperasikan lebih dulu terminal multiguna (multipurpose terminal) Kuala Tanjung yang melayani bongkar muat kargo curah cair, curah kering, dan peti kemas.
Terminal multiguna yang kini perkembangan pembangunannya sekitar 99% itu dijadwalkan beroperasi penuh Februari 2019.