Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan mengembangkan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar menjadi bandara bertaraf internasional.
Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B. Pramesti mengatakan pengembangan bandara sangat dibutuhkan sebagai penunjang target kunjungan wisatawan ke Tanah Air. Terlebih, Labuan Bajo sudah diprioritaskan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata unggulan atau yang sering disebut sebagai "Bali Baru".
Rencana pengembangan tersebut mencakup antara lain perpanjangan landasan pacu 45x200 meter atau 9.000 meter persegi, pengerasan taxiway PCN 50 menjadi PCN 60 seluas 9.878,5 meter persegi, serta perluasan apron 11.100 meter persegi.
Selain itu, runway akan diperpanjang dari 2.250 meter menjadi 2.450 meter sehingga nantinya dapat melayani pesawat seperti Boeing 737-800, penambahan luas terminal penumpang domestik sebesar 24.949 meter persegi, penambahan luas terminal penumpang internasional sebesar 5.343 meter persegi, pembangunan terminal kargo 1.994 meter persegi, dan perluasan area parkir kendaraan seluas 31.447 meter persegi.
Selanjutnya, pengembangan fasilitas penunjang 6.878,8 meter persegi, penambahan fasilitas alat bantu dan penerbangan, penambahan fasilitas keselamatan penerbangan, dan penambahan utilitas.
Polana mengungkapkan saat ini, bandara tersebut dapat melayani 1 juta penumpang per tahun. Namun, kapasitas penumpang diharapkan bisa mencapai 4 juta per tahun pada 2044.
"Ke depan juga akan ada rute-rute internasional seperti ke Singapura, Kuala Lumpur, Darwin, dan Perth," ujarnya usai acara Market Sounding Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Bandar Udara Komodo, Selasa (25/9/2018).
Polana berharap semua fasilitas pengembangan tersebut bisa diselesaikan pada tahun depan sehingga pada 2020 kapasitasnya sudah meningkat.
Sebelumnya, Kemenhub menyatakan lelang pengelolaan Bandara Komodo yang dilakukan dengan skema KPBU akan digelar pada Oktober 2018, menyusul tahapan yang sudah dilakukan termasuk market sounding. Bandara di kawasan Indonesia Timur itu merupakan 1 dari 5 pilot project Kemenhub yang menggunakan skema KPBU guna meminimalisir anggaran yang tersedia.