Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Resepnya Agar Industri Telekomunikasi Hemat US$500 Juta

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai produksi bahan baku industri telekomunikasi di dalam negeri dapat memberikan penghematan sebesar US$500 juta.
Stasiun Bumi Jatiluhur milik PT Indosat Tbk./Wikimedia Commons
Stasiun Bumi Jatiluhur milik PT Indosat Tbk./Wikimedia Commons

Bisnis.com, KARAWANG – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai produksi bahan baku industri telekomunikasi di dalam negeri dapat memberikan penghematan sebesar US$500 juta.

Hal tersebut ia sampaikan dalam peresmian PT ZTT Cable Indonesia di Karawang, Jawa Barat pada Selasa (25/09/2018) siang.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai keberadaan produsen bahan baku industri telekomunikasi amat penting, khususnya untuk merealisasikan program industri 4.0.

Dalam peresmian PT ZTT Cable Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Airlangga menyampaikan fiber optik menjadi salah satu kebutuhan utama industri saat ini.

Hingga saat ini, kebutuhan bahan baku industri telekomunikasi masih mengandalkan impor. Dalam sambutannya, Airlangga menyampaikan bahwa kebutuhan kabel fiber optik 40% masih berasal dari impor.

Berjalannya proyek Palapa Ring menurut Airlangga membuat kebutuhan fiber optik terus meningkat. Dengan adanya produksi fiber optik di dalam negeri membuat kebutuhan tersebut dapat tersuplai sekaligus mengurangi impor, serta menjadi penghematan besar bagi devisa negara.

"Diperkirakan penghematan yang bisa dilakukan sebesar US$500 juta. Ini merupakan salah satu dari investasi untuk mengurangi impor, untuk substitusi impor," tutur Airlangga.

Airlangga menyatakan bahwa tulang punggung industri 4.0 yang digalakkan pemerintah adalah infrastruktur, dan fiber optik menjadi salah satu penopangnya.

Penghematan devisa dan pendorongan produksi lokal menjadi langkah dari rencana Making Indonesia 4.0. Program ini menargetkan Indonesia akan menjadi bagian dari 7 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper