Bisnis.com, MAKASSAR -- Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae yakin jumlah kunjungan wisatawan ke Tana Toraja akan melesat 65% setelah bandara Buntu Kunik dibuka.
Berdasarkan catatan Pemkab Tana Toraja, kunjungan wisatawan domestik ke Tana Toraja selama Januari-Agustus 800.000 orang, sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara 32.000 orang.
Pemkab menargetkan kunjungan wisatawan hingga akhir tahun ini 1,3 juta orang. Nicodemus mengatakan, khusus turis asing, ada gelagat peningkatan performa hingga akhir tahun ini jika dibandingkan dengan data 2017 yang mencetak kunjungan 47.000 orang.
"[Target kenaikan 65%] tidak muluk-muluk karena turis sekarang dari waktu kunjungan 3 hari hanya bisa 1 hari di Tana Toraja karena habis waktu 2 hari di perjalanan. Kalau sudah ada penerbangan langsung, ya tercapai itu [target kenaikan kunjungan wisatawan]," katanya saat dihubungi, Rabu (12/9/2018).
Nicodemus memproyeksikan keberadaan bandara Buntu Kunik nanti dapat memperluas cakupan layanan penerbangan dengan rute langsung dari destinasi wisata lainnya di Indonesia menuju Tana Toraja, misalnya dari Bali dan Danau Toba. Bahkan, dia bermimpi Toraja bisa menjadi salah satu rute internasional.
"Kalau dibangun Buntu Kunik yang bisa didarati pesawat berbadan lebar, maka pariwisata di Tana Toraja bisa semakin meningkat," ujarnya.
Tana Toraja selama ini terkenal dengan wisata alam dan wisata budaya, seperti Pango-pango, Lemo, Kete Kesu, Bori Parinding, dan Buntu Burake.
Pemkab Tana Toraja akan membangun jalan akses baru yang memungkinkan perjalanan dari pusat kota ke obyek-obyek wisata lebih singkat.
"Sementara ini kami kerjakan sampai ke dalam. Insyaallah tahun ini sudah bisa sampai ke lokasi bandara Buntu Kunik. Ada juga kemauan Pemprov [Sulsel] bantu itu," katanya.
Pemerintah berkomitmen menyelesaikan proyek bandara Buntu Kunik akhir 2019 untuk mengundang lebih banyak wisatawan ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran tahun jamak 2018-2019 senilai Rp500 miliar untuk menyelesaikan landasan pacu sepanjang 1.600 meter berikut infrastruktur lainnya.
Dengan runway sepanjang itu, Budi memproyeksikan bandara bisa didarati oleh pesawat jenis ATR 72 dari Makassar. Ibukota Sulsel itu selama ini merupakan daerah transit para turis maupun pebisnis di kawasan timur Indonesia.
