Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengklaim sudah menggunakan bahan bakar biosolar atau B20 per 1 September 2018.
VP Public Relation PT KAI Agus Komarudin mengatakan saat ini pihaknya mengoperasikan 486 unit lokomotif dan 256 unit kereta pembangkit. Pada 2017, total konsumsi bahan bakarnya sebanyak 220,1 juta liter per tahun.
Sementara itu, realisasi selama semester I/2018 adalah 114 juta liter.
“Intinya, KAI mendukung program pemerintah dalam penggunaan B20 pada setiap operasi KA dan pendukungnya,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/9/2018).
Agus menuturkan tidak ada perubahan atau dampak dari penggunaan bahan bakar biosolar, baik terhadap mesin kereta maupun alokasi anggaran bahan bakar. Yang pasti, penggunaan B20 lebih ramah lingkungan.
“Penggunaan B20 untuk mesin lokomotif dan kereta pembangkit tidak mempengaruhi kinerja mesin dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan solar murni. Hal ini tentunya sejalan dengan visi dan misi perusahaan," ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah sudah mulai menerapkan penggunaan bahan bakar B20, baik untuk angkutan orang maupun angkutan barang. Kewajiban penerapan B20 diberlakukan sejak Sabtu (1/9) di seluruh sektor, kecuali untuk alat utama sistem persenjataan, sebagian mesin pembangkit listrik, dan mesin alat tambang yang dioperasikan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.
Pemerintah memberlakukan penggunaan B20 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Penggunaan B20 diharapkan bisa membantu menghemat devisa sebesar US$2 miliar-US$2,3 miliar sampai akhir 2018.