Bisnis.com, JAKARTA – PT.Pelabuhan Imdonesia II (Pelindo II) Cabang Tanjung Priok menangani 50.000-an transaksi layanan kargo impor berstatus less than container load (LCL), sejak diluncurkannya fasilitas container Freght Station (CFS) November 2017.
Hendri Adolf , Kepala Humas Pelindo II Cabang Tanjung Priok, mengatakan CFS Center merupakan opsi yang dapat dipilih oleh pengguna jasa dalam bertransaksi layanan impor LCL Priok.
Dia mengatakan,adapun jumlah transaksi sejak diluncurkan Nopember 2017 hingga Agustus 2018 tercatat 50.000-an transaksi pada billing CFS Center Priok tersebut.
“Artinya kehadiran CFS Center itu sangat dimanfaatkan oleh pengguna jasa di pelabuhan Priok,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (4/9/2018).
Hendri mengatakan tarif dan layanan yang disediakan di CFS centre Tanjung Priok juga transparan serta telah mengimplementasikan sistem IT dan beroperasi 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu atau 24x7.
Fasilitas CFS center Priok merupakan area pusat konsolidasi kargo untuk barang impor berstatus less than container load (LCL) yang dilayani melalui pelabuhan tersebut setelah kontener dibongkar dari kapal dari terminal peti kemas.
Kehadiran fasilitas pusat konsolidasi barang atau CFS centre di Pelabuhan Priok diharapkan bisa menertibkan tarif layanan-jasa pergudangan untuk kargo impor di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Aarea CFS centre berada di pos 9 pelabuhan Priok yang juga merupakan salah satu gate utama pelabuhan Tanjung Priok.