Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Masalah yang Masih Dihadapi Pengusaha Percetakan

Pengusaha grafika meminta pemerintah memberi dukungan kemudahan bahan baku untuk mendukung pertumbuhan di sektor ini.
Contoh surat suara untuk Pilkada 2018 saat ditinjau oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal di percetakan PT Aksara Grafika Pratama (AGP) di Jakarta, Senin (30/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Contoh surat suara untuk Pilkada 2018 saat ditinjau oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal di percetakan PT Aksara Grafika Pratama (AGP) di Jakarta, Senin (30/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha grafika meminta pemerintah memberi dukungan kemudahan bahan baku untuk mendukung pertumbuhan di sektor ini.

Ahmad Mughira Nurhani, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), menuturkan bahwa pengusaha grafika memiliki peluang bagus untuk meningkatkan ekspor karena poduk Indonesia memiliki keunggulan di pasar global.

“Terutama produk packaging atau kemasan,” kata Mughi, Minggu (2/9).

Kendati memiliki peluang ekspor yang besar, para pengusaha grafika Indonesia justru kesulitan mengakses bahan baku. Mughi menyebutkan, pelaku industri harus memesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan bahan baku.

“Tantangan [memacu ekspor] yang dihadapi pengusaha grafika lebih kepada ketersedian bahan baku kertas dalam negeri yang sulit didapat secara cepat,” katanya.

Dia menuturkan, para pemilik pabrik kertas biasanya mendahulukan kontrak ekspor. Selain itu, para produsen kertas juga memiliki segmen hilir yang terintegrasi sehingga pasokan bahan baku lebih diutamakan untuk memasok lini bisnis hilir yang dimiliki sendiri.

Mughi mengharapkan pemerintah mendorong kemudahan akses bahan baku dalam waktu yang lebih singkat sehingga pengusaha percetakan lokal memiliki keleluasaan untuk memacu ekspor.

Apabila ketersediaan bahan baku di dalam negeri memang seret, pemerintah dapat membantu pengusaha grafika dengan mempermudah impor untuk tujuan ekspor. “Proses bea dan cukai yang panjang dalam importasi bahan baku harus dipermudah,” katanya.

Sementara itu, ertas daur ulang pun juga sulit didapatkan sebagai efek dari pengurangan pemakaian kertas di Amerika dan Eropa sehingga menghambat pasokan kertas bekas.

Harga kertas juga terus menanjak sejak awal tahun ini. Hingga April lalu, harga kertas telah naik sebesar 28%. “Pelemahan rupiah juga menjadi tantangan bagi kami karena mempengaruhi harga kertas,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper