KUALA SIMPANG, Aceh — PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, unit bisnis PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP), melepaskan sekitar 433 tukik tuntong laut ke alamnya di pesisir pantai Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.
Pertamina EP Rantau Field juga menanam 10.000 batang bakau di areal habitat tuntong laut di area wisata bakau yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pusung Kapal.
Penanaman bakau dilakukan di pantai Ujung Putus, Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.
Pokdarwis Pusung Kapal merupakan binaan Pertamina EP Rantau Field bersama dengan Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI), Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.
Field Manager Pertamina EP Asset 1 Rantau Hari Widodo mengatakan bahwa pelepasliaran tukik tuntong laut dan penanaman batang bakau menjadi salah satu rencana kerja tahunan perusahaan terkait dengan nota kesepahaman (MoU) Pertamina EP Rantau Field, Pemkabn Aceh Tamiang, BKSDA, dan YSCLI.
Menurutnya, pelestarian spesies ini penting untuk dilakukan karena keanekaragaman hayati nasional yang ada di daerah Aceh Tamiang ini masih dapat berperan menjaga keseimbangan ekosistem perairan hutan bakau dan dinikmati oleh generasi mendatang.
“Sampai dengan saat ini sudah kurang lebih 1.637 tukik tuntong laut sudah kami lepaskan ke habitatnya sejak 2009,” ujarnya, Minggu (19/8).
Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, menjalin kerja sama dengan Yayasan Satucita Lestari Indonesia dalam konservasi tuntong laut sejak 2013. Tuntong laut adalah salah satu dari 331 spesies kura-kura air tawar dan darat yang hidup di dunia saat ini.
Tuntong ini merupakan salah satu dari 32 spesies kura-kura air tawar dan darat yang ada di Indonesia. Spesies ini menurut catatan sejarah tersebar di Kalimantan bagian barat dan pantai timur Sumatra meliputi Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan Jambi.
Saat ini tuntong laut memiliki status terancam kritis (critically endangered) menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dan memiliki prioritas Sangat Tinggi dalam Permenhut P.57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008—2018.
Komitmen Rantau Field terhadap pengembangan komunitas juga dibuktikan dengan pencapaian program penilaian peringkat kinerja perusahaan (Proper) KLHK berupa predikat emas selama tiga kali berturut-turut.
Wakil Bupati Aceh Tamiang T. Insyafuddin menyambut positif langkah YSLI dan Pertamina EP Rantau yang melakukan kegiatan konservasi alam. Dia berharap agar rencana menjadikan Tulang Pusing menjadi objek wisata edukasi bisa terealisasi.
"Mungkin perlu ada kajian intensif dari YSLI dan Pertamina EP Rantau agar wisata edukasi yang disiapkan tidak mengganggu habitat gunting laut di muara ini yang jadi tempat bertelur tuntong," katanya.
Ketua YSLI Yusriono mengatakan, konservasi Tuntong laut memerlukan upaya lebih karena habitat terbatas dan tiap sarang hanya bertelur 27 butir.
"Tingkat hidupnya juga rendah. Setelah dewasa, tukik yang kami kembalikan ke habitatnya, yang hidup masih rendah. Sisanya dimakan oleh predator.” (David E. Issetiabudi)