Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya pertumbuhan perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini membuat perusahaan pengiriman ekspres, J&T Express, membangun pusat sortir otomatis berkapasitas tinggi.
Mesin sortir otomatis yang diklaim dapat menangani 30.000 paket per jam itu rencananya akan mulai beroperasi di Jakarta pada bulan September mendatang.
"Per September tahun ini akan mulai berjalan (mesin sortir otomatis)," kata CEO J&T Express Robin Lo dalam perayaan 3 tahun berdirinya J&T Express, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Robin mengatakan penggunaan teknologi canggih tersebut untuk menjawab kebutuhan perusahaan di masa mendatang mengingat tren perdagangan elektronik di Tanah Air semakin pesat setiap tahunnya. Apalagi, ketika memasuki momen Ramadan dan Lebaran yang rata-rata intensitas pengiriman barang semakin melonjak.
Tahun ini, perusahaan yang berdiri pada 2015 itu mencatatkan rata-rata transaksi 1 juta paket per hari pada momen Ramadan. Sementara untuk tahun depan, pihaknya menargetkan 2 hingga 2,5 juta transaksi per hari.
Adapun berdasarkan catatan Bisnis, pertumbuhan dagang-el di Indonesia diperkirakan akan melesat hingga 130% pada 2020. Nilai transaksi dagang-el di Tanah Air pada 2017 menembus US$130 miliar atau naik 5,7 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$22,6 miliar.
Baca Juga
"Kami pakai ini karena di luar negeri bukan sebuah teknologi baru. Mungkin sudah dipakai lama. Hanya, di Indonesia e-commerce mulai berkembang beberapa tahun belakangan ini. Pengiriman paket mulai banyak. Jadi memang sudah saatnya Indonesia pakai mesin sortir otomatis," katanya.
Mesin sortir otomatis dinilai memiliki kecepatan yang lebih tinggi tanpa mengurangi tingkat kesalahan yang biasa terjadi dalam sistem manual atau human error.
Secara fungsi, kata Robin, mesin sortir bekerja untuk memisahkan paket yang datang ke pusat sortir dengan menggunakan conveyor belt untuk kemudian secara otomatis barang tersebut akan masuk berdasarkan area tujuan.
"Jadi tidak perlu banyak tenaga manusia [untuk memilah paket]. Mesin ini berfungsi cepat dan dapat mengurangi tingkat kesalahan yang disebabkan oleh manusia yang bisa saja kelelahan dalam menanganinya," ujar dia.
Setelah Jakarta, rencananya pemakaian mesin sortir otomatis juga akan diterapkan di kota lainnya yaitu Bandung, Surabaya dan Semarang. Bahkan, tidak menutup kemungkinan penggunaan serupa akan dipakai di kota-kota lain, misalnya, di kawasan timur Indonesia.
Adapun untuk keempat kota tersebut, Robin mengaku perusahaannya menginvestasikan dana senilai Rp800 miliar.
"Kita akan melihat perkembangannya. Tapi seharusnya nanti ke depannya kota-kota besar di Indonesia ketika, misalnya, jumlah pengiriman paketnya memadai, kita pakai mesin tersebut," ungkapnya.
Di sisi lain, pengembangan infrastruktur logistik seperti mesin sortir otomatis ini sebenarnya bukan hanya dikembangkan oleh J&T Express saja.
Berdasarkan catatan Bisnis, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) bahkan tengah menyiapkan fasilitas mega hub senilai Rp500 miliar di Cengkareng, Banten, dengan robot sortir yang dapat memilah paket 48.000 per jam secara otomatis.
Selain itu, ada juga PT Pos Indonesia (Persero) perusahaan pelat merah yang memiliki robot sortir pertama di Indonesia hasil kerja sama dengan perusahaan robotik asal Singapura GreyOrange. Sejak 4 tahun lalu, robot sortir GreyOrange sudah diinstalasi di 50 lokasi secara global.