Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Langkah Pertamina Kurangi Defisit Perdagangan Migas

PT Pertamina (Persero) mengkaji kemungkinan menyerap ekspor seluruh minyak mentah yang diproduksi dalam negeri sebagai langkah memangkas defisit neraca perdangangan migas.
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengkaji kemungkinan menyerap ekspor seluruh minyak mentah yang diproduksi dalam negeri sebagai langkah memangkas defisit neraca perdangangan migas.

Plt. Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, selama ini produksi minyak mentah yang ada di dalam negeri diekspor. Pihaknya menawarkan untuk minyak yang diekspor dialihkan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

“Tadi kami bilang, bagaimana kalau dibeli saja untuk Pertamina. Agar kami tidak repot juga,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Dalam rapat terbatas dalam necari strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa, rencananya Pertamina akan menyerap sekitar 200.000 barel per hari minyak mentah, yang selama ini diekspor.

Mekanisme ini dapat dilakukan, dengan menjadikan kebutuhan ini sebagai prioritas. Nicke mengatakan bahwa selama ini Pertamina sudah mengikuti tender, dengan mekanisme hak prioritas dalam tender, pihaknya dapat menyerap minyak mentah tersebut.

“Nah kita coba minta first right to match saja, yang akan digunakan di kilang-kilangnya Pertamina. Produksi yang ada dioptimalkan terlebih dahulu untuk kebutuhan di dalam,” tambahnya.

Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, produksi minyak mentah tersebut berasal dari Lapangan Minas di Blok Rokan. Menurutnya, sedikit menggelikan jika ada produksi di dalam negeri, tetapi malah mendahulukan kepentingan ekspor tanpa melihat kebutuhan domestik.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pertamina sebaiknya melakukan kajian terlebih dahulu serta dilihat dampak positif maupun negatifnya jika pasokan ekspor dialihkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menurutnya, dari sisi barang yang diekspor sementara Pertamina juga melakukan impor, perlu dilihat dan dibandingkan negara mendapat lebih keuntungan atau malah defisit.

“Jadi kita minta kepada Pertamina menyampaikan kajian. Kita bandingkan nanti net effect-nya,” katanya.

Dalam kurun Januari – Juni 2018, neraca perdagangan migas tercatat defisit US$5,3 miliar. Kinerja ekspornya mencapai US$8,63 miliar, lebih rendah dari impor migas yang sebesar US$14,03 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper