Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Federal Reserve wilayah Chicago, Charles Evans mengatakan suku bunga acuan dapat ditingkatkan ke level " terbatas" untuk memerangi efek stimulus fiskal baru-baru ini pada ekonomi AS.
Hal ini disampaikan Evans dalam pidatonya pada Kamis (9/8/2018) waktu AS. Ini menjadi komentar yang paling hawkish atau cenderung menaikkan suku bunga. Padahal sebelumnya Evans, kerap memberikan komentar yang cenderung menurunkan suku bunga atau dovish
"Jika inflasi terus berada di urutan 2, 2,2%, saya tidak mengharapkannya naik hingga 2,5%, yang yang hanya sedikit di atas tingkat netral kami yang diperkirakan untuk tahun 2020 ,” Kata Evans kepada wartawan, seperti dikutip Bloomberg.
The Fed di bawah Jerome Powell telah menaikkan suku bunga dua kali tahun ini dan mencatat dua langkah kenaikan lagi pada tahun 2018, dengan investor memperkirakan para pembuat kebijakan akan menaikkan kembali pada pertemuan berikutnya pada 25-26 September.
Para pembuat kebijakan juga mengisyaratkan menaikkan suku bunga ke wilayah yang sedikit restriktif, di atas level “netral” yang tidak akan mempercepat atau memperlambat pertumbuhan ekonomi, meskipun beberapa pejabat lebih memilih untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga saat mencapai level tersebut.
Evans mengatakan tidak mengejutkan sama sekali jika ada penilaian untuk bergerak ke pengaturan yang agak membatasi pada kisaran setengah poin persentase di atas kisaran netralnya sebesar 2.75%.
Nada komentar Evans menandai perubahan dalam pemikirannya. Seperti baru-baru ini pada Desember, Evans tidak sependapat dengan kenaikan suku bunga dengan alasan bahwa ekspektasi inflasi terlalu rendah dan dapat mencegah inflasi naik ke target The Fed sebesar 2%.
Perubahan dalam pandangannya juga menarik perhatian sejumlah pengamat The Fed.
"Dia memiliki pandangan yang sangat baik selama bertahun-tahun yang telah berada di satu sisi pusat perhatian dari FOMC, dan fakta bahwa dia sekarang tampaknya lebih dekat ke median, saya pikir itu penting," kata Lewis. Alexander, kepala ekonom AS di Nomura Securities International Inc, seperti dikutip Bloomberg.