Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Tahan Tarif Retaliasi untuk AS

India menangguhkan pemberlakuan tarif retaliasi untuk sejumlah produk impor asal AS. Hal itu pun membuka peluang tercapainya kesepakatan antara India dan AS supaya terhindar dari perang dagang.
./.Bloomberg
./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – India menangguhkan pemberlakuan tarif retaliasi untuk sejumlah produk impor asal AS. Hal itu pun membuka peluang tercapainya kesepakatan antara India dan AS supaya terhindar dari perang dagang.

“Pemberlakuan tarif impor untuk produk-produk seperti buncis dan kacang arab akan ditunda menjadi 18 September, dari semula 4 Agustus,” tulis Kementerian Keuangan India melalui pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Senin (6/8/2018).

Adapun India dan AS telah mengadakan beberapa pertemuan untuk mengendurkan tensi hubungan dagang setelah Washington memberlakukan tarif untuk produk yang dikirim oleh negara-negara Asia Selatan.

Para pejabat dari New Delhi dan Washington, termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan India Jim Mattis, dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dan pembicaraan strategis pada September.

Langkah ini pun menjadi titik lega untuk AS yang tensi dagangnya dengan China semakin meningkat pekan lalu. AS telah menaikkan tarifnya menjadi 25% untuk produk impor China senilai US$200 miliar. Untuk itu, China juga telah berjanji akan terus membalas.

Selain dua produk di atas, India juga memasukkan produk kenari, almon, asam borat, apel, reagen diagnostic, dan beberapa produk lingkar besi panas (hot-roilled coil) ke dalam daftar produk AS yang ditargetkan oleh tarif retaliasi.

India sebagai pembeli terbesar produk almon dari AS pada Juni mengumumkan rencana kenaikan tarif impor untuk komoditas tersebut sebesar 20%.

Selain itu, India juga berencana mengenakan tarif sebesar 120% untuk produk kacang kenari asal AS, yang menjadi ancaman terkuatnya untuk produk impor Negeri Paman Sam.

Tarif retaliasi yang akan diberlakukan India tersebut akan membawa India berdiri bersama-sama dengan Uni Eropa dan China di dalam memberi tarif balasan untu tarif impor baja dan aluminium yang dikenakan AS.

Sementara itu, selisih perdagangan antara India dan AS telah semakin meningkat sejak Presiden AS Donald Trump  menjabat. Hubungan dagang bilateral kedua negara naik menjadi US$115 miliar pada 2016.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper