Bisnis.com, JAKARTA -- Taksi Blue Bird menikmati imbas positif penerapan kebijakan ganjil-genap kendaraan roda empat di beberapa ruas jalan di Jakarta.
Direktur PT Blue Bird Tbk. Adrianto Djokosoetono mengakui adanya peralihan pengendara mobil pribadi ke penumpang taksi sejak program ganjil-genap diterapkan Agustus 2016 di Ibu Kota.
"Bukan hanya taksi [yang merasakan dampak positif program ganjil-genap], tapi semua angkutan umum pelat kuning," katanya, Kamis (2/8/2018).
Namun, Adrianto tak bersedia menyebutkan peningkatan utilisasi armada. Perusahaan yang melantai di bursa sejak November 2014 itu saat ini mengoperasikan taksi sekitar 25.000 unit. Utilisasi armada tahun lalu sekitar 67%-68% (Bisnis.com, 25/2/2018).
Dia mengklaim performa emiten berkode saham BIRD itu sejak pertengahan tahun lalu membaik, terutama Jakarta.
Namun, jika menilik laporan keuangan perusahaan taksi dengan argometer pertama di Indonesia itu, kinerjanya terus menerus. Pendapatan bersih dan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang pada semester I/2016 masih Rp2,5 triliun dan Rp229 miliar, turun masing-masing sekitar 16% pada periode sama tahun berikutnya.
Penurunan itu berlanjut pada paruh pertama tahun ini dengan perolehan pendapatan bersih hampir Rp2 triliun dan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp190,4 miliar. Artinya, kinerja omzet turun sekitar 5% (y-o-y) dan bottom line terpangkas 1,4% (y-o-y).
Program ganjil genap mulai 1 Agustus 2018 diperluas setelah setahun lebih hanya diterapkan di Jalan Sudirman-Thamrin dan sebagian di Jalan Gatot Subroto.
Perluasan itu mencakup Jl S.Parman-Jl Gatot Subroto-Jl MT Haryono-Jl DI Panjaitan-Jl Ahmad Yani-Simpang Coca Cola/Perintis Kemerdekaan Cempaka Putih; Arteri Pondok Indah, mulai Simpang Kartini sampai Simpang Kebayoran Baru; Jl HR Rasuna Said; dan Jl Benyamin Sueb Kemayoran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
