Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Optimistis Produksi Padi Tak Terganggu Kekeringan

Pemerintah optimistis produksi gabah pada tahun ini tidak akan terganggu meskipun kekeringan dan hama wereng mengancam di depan mata.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah optimistis produksi gabah pada tahun ini tidak akan terganggu meskipun kekeringan dan hama wereng mengancam di depan mata.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriardi menegaskan faktor alam seperti kekeringan dan hama wereng tidak akan mengganggu produksi gabah pada tahun ini. Menurutnya lahan pertanian yang terdampak bencana itu bahkan tidak mencapai 5%.

“Faktor hama wereng dan kekeringan itu hanya berapa jumlahnya se-Indonesia? Dari 10 tahun terakhir itu tidak lebih dari 50.000 ha dibandingkan luas tanam yang mencapai 16 juta ha. Jadi tidak akan ada pengaruhnya,” tegasnya kepada Bisnis, Rabu (8/1/2018).

Agung juga menampik isu bahwa di tingkat penggilingan sedang berebutan gabah karena disinyalir kekurangan pasokan. Menurutnya, kondisi saat ini sedang baik-baik saja dan semua penggilingan sedang terisi penuh.

Berdasarkan laporan yang ia terima per minggu pertama Agustus, semua penggilingan se-Indonesia sudah menampung 1,6 juta ton gabah dengan harga yang variatif.

Berdasarkan data yang dilansir oleh BPS, harga per kg untuk gabah kualitas rendah per Juli mencapai Rp4.259 meningkat 8,98% dibandingkan Juli tahun lalu. Harga untuk gabah kering panen (GKP) adalah Rp4.633 naik 3,35% dari tahun lalu dan gabah kering giling (GKG) yakni Rp5.206 turun 4,6% dari tahun lalu.

Bahkan Agung optimistis program serap gabah (Sergab) dapat terealisasi pada akhir Agustus, meskipun harga beli di tingkat petani sudah melewati harga pembelian pemerintah Rp3.700 per kg dengan relaksasi 10%. Adapun yang membangun sikap optimistisnya adalah kartu truf berupa panen raya di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan serta Jawa Barat, Tengah dan Timur.

“Ya kan kemarin juga ada harga Rp4.200—Rp4.700 per kg GKP. Tapi, minggu ini sehari saja 10.000 ton serapan kita masuk per harinya. Serapan kita itu sudah 1,5 juta ton dan cadangan beras pemerintah antara 1,9—2 juta ton. Kalau kita mau [realisasi] target 2,7 itu ton tidak banyak,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data yang dilansir oleh bkp.pertanian.go.id serapan gabah oleh pemerintah fluktuatif cenderung turun dalam 12 hari terakhir. Serapan tertinggi adalah 10.772 ton pada Senin (23/7) dan yang terendah adalah Minggu (29/7) yakni 1.052 ton sedangkan hari-hari diantaranya tidak pernah mencapai 10.000 ton. Total selama Juli BKP dapat menyerap 440.710  ton gabah setara beras.

Agung menegaskan pasokan dan permintaan akan terjaga pada semester dua 2018. Terutama untuk wilayah Jakarta karena Pasar Induk Beras Cipinang masih menyimpan stok 44.000 ton dengan suplai masuk per hari 3.000 ton.

Selain itu pemerintah, katanya, juga tidak akan menutup mata dengan petani yang terdampak bencana kekeringan dan hama wereng. Dalam waktu dekat menurutnya pemerintah akan mengalirkan bantuan berupa pompa air dan asuransi pertanian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper