Bisnis.com, JAKARTA--- Majelis Ulama Indonesia (MUI) membangun menara senilai Rp600 miliar di Jalan Raya Hankam, Bambu Apus, Jakarta Timur, Jakarta.
Menara itu akan dibangun di atas lahan seluas 18 hektar. Gedung ini terdiri dari 20 lantai dimana tiga lantai paling bawah tersambung dengan dua menara yaitu Safa Tower dan Mawa Tower.
Menara itu akan dipakai untuk kegiatan bisnis produk halal, kuliner halal, bisnis syariah dan fashion Islami.
MUI akan menggunakan 4 sampai 5 lantai untuk kantor sedangkan 12 lantai lainnya akan disewakan untuk perkantoran.
Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin mengatakan MUI membutuhkan kantor yang representatif.
Pada saat ini, MUI belum memiliki kantor sendiri melainkan menggunakan bangunan 4 lantai di Menteng, Jakarta, yang dipinjamkan oleh Kementerian Agama.
Baca Juga
Sumber dana pembangunan Menara MUI ini berasal dari dana umat yang dikelola oleh Lembaga Wakaf MUI. Dana itu diharapkan berasal dari wakaf, infak, sedekah hingga skema reksadana syariah. MUI menargetkan dapat melunasi bangunan senilai Rp600 miliar ini dalam waktu 5 tahun.
Dengan demikian, MUI perlu mengumpulkan dana senilai Rp120 miliar setahun atau Rp10 miliar per bulan. "MUI adalah penghutang yang besar," kata Ma'ruf saat menyampaikan pidato dalam acara peletakan batu pertama yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis (26/7/2018).
Secara teknis, MUI akan membeli bangunan ini secara bertahap setingkat demi setingkat sesuai jumlah wakaf yang diperoleh. MUI bekerjasama dengan PT Prima Jaringan sebagai kontraktor dan PT Asia Raya Kapital yang mengelola reksadana syariah. Pembangunan menara ini ditargetkan selesai sebelum Musyawarah Nasional MUI pada 2020.
MUI akan membangun kantor sendiri di Menara MUI ini untuk tempat kerja bagi 12 komisi dan 10 lembaga serta pimpinan harian dan Dewan Pertimbangan.
Menara MUI ini akan dibangun di kawasan niaga Eureka Township yang terdiri dari perkantoran, apartemen, pusat kuliner, pusat perbelanjaan, hotel dan fasilitas penunjang lainnya.