Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Rini Ajak Investor AS Investasi di 7 Sektor

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno mengundang investor AS untuk menanamkan modal di sektor energi terbarukan, pertambangan mineral, infrastruktur, transportasi darat, transportasi laut dan udara, industri manufaktur, serta pariwisata di Indonesia.
Wisatawan mancanegara berjemur di pantai Kuta yang berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (31/8)./ANTARA-Ahmad Subaidi
Wisatawan mancanegara berjemur di pantai Kuta yang berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (31/8)./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno mengundang investor AS untuk menanamkan modal di sektor energi terbarukan, pertambangan mineral, infrastruktur, transportasi darat, transportasi laut dan udara, industri manufaktur, serta pariwisata di Indonesia.

Tawaran tersebut disampaikan Rini dalam forum investasi “Central for Strategic & International Studies (CSIS) - Bank BNI Roundtable” di Washington DC, AS, Selasa (24/7/2018) waktu setempat.

"Kami percaya bahwa penting untuk melayani investor di masa akan datang dengan semua fasilitas yang dibutuhkan seperti listrik, konektivitas, dan efisiensi ekonomi,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu (25/7).

Rini mengungkapkan Indonesia tengah mengembangkan potensi besar dari energi panas bumi atau geothermal, solar panel, dan pembangkit listrik bertenaga angin. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi saat ini tengah fokus mengembangkan proyek geothermal senilai US$19,3 miliar.

Selain energi, sambungnya, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar kelima di dunia dengan cadangan 26 miliar ton per 2017. Saat ini, pemerintah tengah berupaya mewujudkan hilirisasi hasil tambang di dalam negeri.

Dari sektor infrastruktur, Rini mengungkapkan ada peluang investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Walini, Jawa Barat. Nilai investasi yang ditawarkan setidaknya mencapai US$3,6 miliar.

Peluang investasi juga terdapat di berbagai konsesi Transit Oriented Development (TOD). Fasilitas tersebut akan menjadi penopang konektivitas berbagai area melalui transportasi multimoda.

“Sektor manufaktur Indonesia pun tak kalah menarik, ditopang 128 juta tenaga kerja lokal. Di sektor pariwisata, kami tengah mengembangkan kawasan ekowisata Mandalika, Lombok yang akan menjadi tujuan bagi 2 juta turis setiap tahunnya,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper