Bisnis.com, JAKARTA--Cisco memperluas pasar ke pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) juga perusahaan rintisan melalui produk Webex, sebuah platform untuk melakukan rapat, koordinasi hingga kolaborasi.
Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu mengatakan platform tersebut dibuat dengan menggabungkan seluruh fitur yakni Webex Calling, Webex Meeting, dan Webex Teams. Menurutnya, sebenarnya fitur Webex ini bukan hal baru bagi Cisco. Kendati demikian, penggabungan fitur ini menjadikan hal yang baru dan mengakomodasi kegiatan yang lebih luwes.
Sebagai contoh, dia menyebut platform tersebut bisa digunakan hanya bermodal perangkat ponsel pintar pabrikan mana saja. Dengan sifatnya yang luwes ini, dia menuturkan bisa mendukung kegiatan perusahaan besar hingga kecil seperti UKM dan perusahaan rintisan yang umumnya memiliki modal lebih terbatas.
Terlebih, UKM dan perusahaan rintisan memiliki kegiatan yang lebih dinamis sehingga platform Webex sesuai dengan lingkungan bisnis. Menurutnya, melalui platform tersebut rapat bisa dilakukan di mana pun.
"Walaupun [dibuat mengacu pada] enterprise grade, UX (user experience/pengalaman pengguna)-nya lebih biar bisa consumer friendly. SME (small-medium enterprise/UKM) atau perusahaan kreatif, startup berangkat dari sizing yang lebih kecil bisa pakai. Begitu fleksibel stretch-nya. Sangat customized," ujarnya dalam jumpa pers di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Menurutnya, dengan lingkungan yang lebih digital ini, dia menyebut berbagai kegiatan jadi lebih mudah. Terbatasnya modal, katanya, tak lagi menjadi hambatan bagi para pelaku UKM dan startup.
Baca Juga
Di samping itu, untuk perusahaan besar, platform ini sangat cocok untuk memenuhi tuntutan kerja yang lebih fleksibel. Marina menilai dengan platform ini, peserta rapat tak perlu berpindah tempat hanya untuk menghadiri rapat.
Lingkungan kerja fleksibel ini, katanya, menjadi tuntutan generasi milenial yang lebih cepat mengadopsi teknologi-teknologi baru. Setidaknya, dari data Cisco, 60% karyawan mempertimbangkan kerja di luar kantor.
Lalu, dari sisi perubahan aktivitas di lingkungan kerja, kolaborasi mengalami kenaikan hingga 50% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Lingkungan kerja yang lebih fleksibel ini, ujar Marina, bisa berkontribusi pada peningkatan produktivitas hingga 40%.
Tercatat, hingga April 2018, secara global 6 miliar menit rapat per bulan dilakukan melalui platform Webex.
"Productivity bisa up sampai 40%," katanya.
Di Indonesia, dia menuturkan tak hanya perusahaan saja yang menggunakan platform ini. Marina berujar platform ini sudah dilirik beberapa universitas dan pemerintah.
"Agnostif terhadap industri banking iya kemudian kita lihat government udah ada yang pakai juga," katanya.
Selain itu, tingginya mobilitas di kota-kota besar di Indonesia akan menjadi peluang untuk mengembangkan pasar Webex. Faktor lain yang menjadikan platform ini mampu menarik pengguna segmen individu sekali pun, yakni dari sisi keamanan.
Dalam kesempatan yang sama, Senio Manager Collaboration Business Cisco System Indonesia Chandra Herawan mengatakan pada platform lain, tak ada jaminan keamanan bahwa si pemilik akun bisa mengendalikan seluruh riwayat pembicaraan. Bila dalam perbincangan ternyata terdapat informasi sensitif, pemilik akun kurnag leluasa mengatur seluruh materinya.
Melalui platform itu, pemilik akun bisa menyimpan dan menarik seluruh riwayat pembicaraan dalam sebuah rapat. Riwayat ini pun, katanya, bisa disimpan langsung ke dalam cloud atau ke penyimpanan internal di perantinya.
Dengan demikian, bila pun kolaborasi dilakukan dengan berbagai perusahaan lain, seluruh data akan tersimpan dengan aman melalui fitur encryption end-to-end. Lalu, dia menuturkan seluruh riwayat yang tersimpan dimulai dari sejak awal pembicaraan dimulai sehingga bila di tengah perbincangan terdapat anggota baru yang bergabung, semua pihak bisa mengikuti alur.
Terakhir, Chandra mengatakan, selama rapat berlangsung, pada layar terdapat teknologi pengenalan wajah atau face recognition. Hal ini, katanya, bisa membantu pengguna melakukan analisis dan terhadap setiap rapat yang diselenggarakan.
"Begitu ada yang sudah tidak di dalam sistem, semua informasi bisa ditarik," katanya.