Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Gambia diharapkan dapat membantu memperkuat perdagangan Indonesia di kawasan Asia Barat.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sesaat setelah mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan kenegaraan Wakil Presiden Republik Gambia Ousaino Darboe.
Retno mengatakan Pemerintah Indonesia telah mengajukan Preferential Trade Agreement (PTA) kepada organisasi Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (Economi Community of West African States/ECOWAS) pada Agustus 2017.
Gambia merupakan salah satu anggota ECOWAS dan Indonesia meminta bantuan langsung kepada negara tersebut agar pengajuan PTA itu didukung secara langsung.
“Kami sekarang sedang menunggu jawaban dari Sekretariat ECOWAS. Kami juga minta dukungan Gambia agar usulan Indonesia untuk membuat PTA dengan ECOWAS dapat didukung dan Gambia mendukung,” paparnya di Istana Wakil Presiden RI, Senin (16/7/2018).
Indonesia menilai kawasan Afrika, terutama Afrika Barat, memiliki potensi pasar yang besar salah satunya karena jumlah penduduk yang banyak. Oleh karena itu, Indonesia ingin meningkatkan perdagangan dengan negara-negara di Afrika Barat.
Retno menilai banyak komoditas dari Indonesia yang bisa diserap pasar di Afrika Barat, terutama adalah minyak sawit mentah atau CPO.
Jika PTA disetujui, maka akan diadakan negosiasi tentang produk Indonesia apa saja yang bisa masuk ke negara-negara ECOWAS.
“Oleh karena itu, KAMI mulai dengan PTA dan masing-masing juga akan sangat tergantung jenis yang akan dimasukkan di dalam daftar yang akan mendapatkan keringanan tarif. Komoditasnya banyak tetapi sekali lagi itu adalah subjek kepada negosiasi. Kalau dari Sekretariat ECOWAS sudah merespons, ya semua negara ECOWAS setuju melakukan PTA dengan Indonesia, baru kita duduk [negosiasi],” terangnya.