Bisnis.com, SOLO -- Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Sragen-Kartosuro sepanjang 35 kilometer di Gerbang Tol Ngemplak, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/7/2018).
Jalan tol itu merupakan salah satu ruas jalan tol Solo-Ngawi yang dikelola oleh PT Solo Ngawi Jaya, yang dimiliki secara langsung oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Waskita Toll Road.
Ruas jalan tol itu sudah dilewati oleh Presiden bersama rombongan pada malam sebelum hari peresmian, Sabtu (14/7) dalam perjalanan dari Solo menuju Sragen ke sebuah acara di Pondok Pesantren An Najah.
"Saya gembira karena jalan tol ruas Kartosuro-Sragen ini telah selesai secara bertahap atau Trans Jawa mulai tersambung mulai Merak hingga Banyuwangi," ujar Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara peresmian.
Kepala Negara mengharapkan jalan tol ini akan memperlancar mobilitas barang, orang, dan menurunkan biaya logistik. Presiden mengingatkan bahwa Indonesia ketinggalan dari negara lain dalam hal infrastruktur dan daya saing.
"Kita sudah kalah dengan Singapura, jelas sudah lama. Dengan Malaysia kita sudah kalah, dengan Filipina kita kalah. Baru saja dengan Vietnam kita kalah. Saya enggak mau kita nanti ditinggal lagi oleh Laos, oleh Kamboja, karena ketidakcepatan kita dalam membangun hal-hal yang fundamental," tegas Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan pembangunan ruas tol ini dimulai sejak 2007 dalam hal pembebasan lahan. Menurutnya, jalan tol ini merupakan jalan tol pertama yang mendapat dukungan Viability Gap Fund (VGF) dari pemerintah.
"Total semua investasi sebesar Rp13,8 triliun, yang Rp2,5 triliun merupakan bantuan VGF dari pemerintah, sisanya oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tadi," sebut Basuki.
Pengoperasian tol ini, sambungnya, sudah meliputi regulasi rasionalisasi tarif tol seperti yang diharapkan oleh Presiden yaitu Rp1.000 per kilometer (km) dengan 3 golongan.
"Golongan 1, [kemudian] Golongan 2 dan Golongan 3 yang menjadi Golongan 2, Golongan 4 dan Golongan 5 menjadi Golongan 3. Dengan demikian, terdapat rasionalisasi tarif untuk dapat meningkatkan transportasi logistik di jalur ini," tutur Basuki.
Dalam beberapa bulan terakhir, termasuk ketika masa mudik Lebaran pada Juni 2018, jalan tol ini sudah bisa digunakan oleh masyarakat pengguna mobil.