Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa dan AS Hampir Sepakat Tarif Impor 15%, Trump Jadi Penentu Akhir

Uni Eropa dan AS hampir sepakat tarif impor 15% untuk sebagian besar produk, tetapi keputusan akhir ada di tangan Trump.
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). Bloomberg/Nathan Laine
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). Bloomberg/Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA — Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah mendekati kesepakatan tarif impor sebesar 15% untuk sebagian besar produk, menurut sejumlah diplomat yang mengetahui jalannya negosiasi.

Melansir Bloomberg pada Kamis (24/7/2025), para diplomat menyebutkan bahwa negara-negara anggota mulai bersedia menerima tarif pada level tersebut, dengan para pejabat Uni Eropa (UE) mendorong agar sektor seperti otomotif turut masuk dalam cakupan. Sementara itu, impor baja dan aluminium yang melebihi kuota tertentu akan dikenakan tarif lebih tinggi sebesar 50%.

Meski demikian, para diplomat memperingatkan kendati para negosiator Uni Eropa cukup optimistis terhadap peluang tercapainya kesepakatan, keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden AS Donald Trump—yang arah kebijakannya sulit diprediksi. Seorang pejabat AS mengatakan negosiasi masih berlangsung dinamis dan belum tentu akan menghasilkan pengumuman dalam waktu dekat.

Pembicaraan intensif antara kedua pihak meningkat dalam beberapa pekan terakhir guna menghindari perang dagang besar-besaran yang dipicu oleh serangkaian kebijakan tarif Trump terhadap berbagai mitra dagang. 

Dua pekan lalu, negosiasi sempat mendekati titik temu sebelum kembali menemui hambatan akibat ancaman Trump untuk mengenakan tarif 30% terhadap mayoritas produk asal Eropa apabila kesepakatan tidak tercapai sebelum tenggat waktu 1 Agustus.

Seiring dengan tarif universal, Trump juga telah memberlakukan bea masuk sebesar 25% terhadap mobil dan suku cadangnya, serta tarif ganda terhadap baja dan aluminium. Trump bahkan mengancam akan memperluas cakupan tarif terhadap produk farmasi dan semikonduktor mulai bulan depan, dan baru-baru ini mengumumkan bea masuk 50% terhadap tembaga.

Apabila tidak ada kesepakatan hingga tenggat waktu tersebut, dan Trump merealisasikan ancaman kenaikan tarif menjadi 30%, Uni Eropa telah menyiapkan langkah balasan.

Langkah tersebut mencakup paket tarif terhadap produk-produk AS senilai lebih dari €90 miliar (sekitar US$106 miliar), dengan besaran tarif yang setara dengan kebijakan Washington. Daftar produk tersebut meliputi barang-barang industri seperti pesawat Boeing, mobil buatan AS, dan minuman bourbon whiskey. 

Instrumen Anti Koersi

Selain itu, UE juga mempertimbangkan untuk mengaktifkan instrumen anti koersi atau anti-coercion instrument (ACI), sebuah instrumen yang memberikan kewenangan luas kepada pejabat UE untuk membatasi akses perusahaan AS ke pasar Eropa.

Komisi Eropa, sebagai badan eksekutif UE, diperkirakan dapat mengamankan dukungan dari mayoritas negara anggota yang dibutuhkan untuk mengaktifkan ACI.

ACI merupakan alat perdagangan paling kuat yang dimiliki UE, dan semakin banyak negara anggota yang mendesak penggunaannya apabila kesepakatan tidak tercapai. Instrumen tersebut dirancang sebagai alat pencegah, tetapi dapat memicu serangkaian tindakan balasan mulai dari pengenaan pajak baru terhadap perusahaan teknologi raksasa AS, pembatasan investasi, hingga pengurangan akses pasar.

Meski demikian, mayoritas ibu kota negara anggota dan pejabat UE tetap lebih memilih melanjutkan jalur negosiasi dengan Washington demi mencapai solusi sebelum tenggat bulan depan.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut pihaknya telah mendengar bahwa keputusan mungkin segera diumumkan.

"Ini adalah waktu yang sangat tepat untuk bertemu," ujar Merz kepada wartawan di Berlin menjelang pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. 

Tarif dasar 15% yang sedang dibahas mencakup tarif most-favored nation (MFN) yang saat ini rata-rata sebesar 4,8% dalam perdagangan UE-AS. Artinya, kenaikan sekitar 10% dari tarif yang berlaku saat ini. 

Uni Eropa juga menginginkan agar tarif tersebut diterapkan terhadap sektor lain seperti produk farmasi dan semikonduktor, menurut sumber yang mengetahui isi pembahasan.

Andrew Kenningham, Kepala Ekonom Eropa di Capital Economics menuturkan, meski itu kenaikan yang besar, dampaknya terhadap perekonomian zona euro secara keseluruhan diperkirakan terbatas. Dia memperkirakan dampaknya hanya akan memangkas sekitar 0,3% dari output UE.

Uni Eropa dikabarkan mempertimbangkan sejumlah pengecualian terbatas dari tarif 15% tersebut, termasuk pada sektor penerbangan, alat kesehatan tertentu, obat generik, beberapa jenis minuman keras, serta peralatan manufaktur spesifik yang dibutuhkan AS, menurut laporan Bloomberg sebelumnya.

Pada Selasa lalu, Trump telah mengumumkan kesepakatan tarif dengan Jepang yang menetapkan tarif 15% secara menyeluruh—lebih rendah dibandingkan ancaman sebelumnya sebesar 25%. Hal itu juga berarti bahwa tarif atas mobil asal Jepang kini lebih rendah dibandingkan tarif 25% yang saat ini dikenakan terhadap eksportir utama seperti Uni Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro