Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apkasindo Incar Tawaran Pendanaan US$1 Miliar

Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) mengincar tawaran pendanaan dari United Nation Development Program [UNDP] sebesar US$1 Miliar untuk pembangunan pabrik pengolahan sawit, peremajaan dan pembangunan infrastruktur.
Petani Sawit
Petani Sawit

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) mengincar tawaran pendanaan dari United Nation Development Program [UNDP] sebesar US$1 Miliar untuk pembangunan pabrik pengolahan sawit, peremajaan dan pembangunan infrastruktur.

Ketua Umum Apkasindo, Anizar Simanjuntak, mengatakan pendanaan tersebut merupakan bantuan kepada petani khususnya swadaya.

Latar belakang penyaluran dana tersebut mulanya adalah akibat merosotnya harga tandan buah segar di tingkat petani swadaya. Anizar mengatakan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah itu adalah membangun pabrik.

“Selama ini seperti kita tahu bahwa harga [TBS] turun terus. Jadi kita minta solusi [kepada Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan] untuk pembangunan pabrik kelapa sawit demi menanggulangi hal tersebut. Pembangunan pabrik kelapa sawit untuk mengatrol harga sawit di tingkat petani,” katanya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada Kamis (12/7).

Anizar mengatakan Apkasindo sedang meramu skema yang cocok untuk bisa mencairkan dana dari UNDP tersebut.

Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Riau, Gulat Manurung mengatakan bahwa ini merupakan tawaran pendanaan kedua yang datang kepada Apkasindomelalui Kemenko Maritim.

Sebelumnya adalah China yang menawarkan kredit mikro sebesar US$15 milliar oleh China untuk peremajaan kelapa sawit untuk lahan seluas 2,5 juta ha.

“Sekarang [pendanaan] dari UNDP dengan skema bantuan business to business kepada petani. Pilihan memang ada dua tapi paling cepat sepertinya dari UNDP menurut Pak Menko. Ditawarkan langsung dalam tempo 3 hari untuk membuat skema pembagunan pabrik kelapa sawit,” katanya.

Gulat mengatakan dana sebsar US$1 Milyar tersebut akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik pengolahan, infrastruktur dan peremajaan. Dengan tegas Gulat mengatakan petani tidak akan sejahtera kalau tidak punya pabrik.

Selama ini, katanya, pabrik hanya dimiliki sektor swasta dan harga dikontrol oleh mereka. Maka tidak ada solusi lagi selain petani swadaya memiliki pabrik pengolahan mandiri dengan menggunakan kredit bantuan dana tersebut.

“Dalam 3 hari ini kami akan membentuk tim kecil, secepatnya kalau bisa, supaya tahun ini pabrik itu bisa berdiri,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper