Bisnis.com, JAKARTA — Huawei menjajaki penerapan solusi digital aviation di ratusan bandara di Indonesia. Salah satu fitur solusi ini adalah pemantauan bendara menggunakan teknologi face-recognition).
Executive Product Manager Huawei Indonesia Arri Marsenaldi mengatakan untuk unit bisnis korporat atau enterprise business, pihaknya tahun ini berfokus pada pengembangan pasar korporat sektor bank, kelistrikan, dan pengelolaan bandara.
Dengan terus naiknya tren transformasi digital di sektor perbankan, tengah berjalannya proyek ketenagalistrikan 35.000 MW dan revitalisasi juga penambahan bandara, pihaknya ingin mendalami peluang yang belum tersentuh.
Untuk solusi di bandara, dia menyebut memang tak bisa diukur dari efisiensi biaya operasi. Kendati demikian, dia menyebut keamanan lebih terjamin digital aviation memonitor penumpang dengan kemampuan pengenalan wajah. Dengan kemampuan ini, gerak-gerik mencurigakan bisa lebih cepat diketahui dan ditangani.
Selain itu, kegiatan di bandara terpantau dari satu platform sehingga kegiatan di darat dan udara terekam lebih detail.
Untuk pelaporan saja, terdapat peranti seperti handy talky yang bisa merekam video sehingga bisa memberikan laporan terkini tentang keadaan di lapangan. Sistem ini sebelumnya telah diadopsi di Abu Dhabi dan beberapa kota di China.
Baca Juga
Solusi ini, katanya, sejalan dengan rencana pemerintah merenovasi 100 bandara dan membangun 15 bandara baru. Namun, dia menyebut pihaknya belum mencapai kesepakatan akhir dengan Angkasa Pura.
“Kerja sama dengan Angkasa Pura masih dalam penjajakan ya. Sudah kami mulai dari tahun kemarin,” katanya, Kamis (12/7/2018).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel