Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja produksi minyak dan gas bumi siap jual beberapa anak perusahaan PT Pertamina (Persero) pada semester I/2018 tidak mencapai target karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sumur yang sudah tua.
Selain itu, belum tercapainya target produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting perusahaan pelat merah itu dipengaruhi oleh belum ditetapkannya direktur utama definitif.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting minyak mentah PT Pertamina EP pada semester I/2018 hanya 70.031 barel per hari (bph) atau 81,6% dari target APBN 2018 sebanyak 85.869 bph.
Produksi minyak PT Pertamina Hulu Mahakam, yang mengelola Blok Mahakam, hanya 46.376 bph atau 96,1% dari target APBN 2018 sebanyak 48.271 bph.
Produksi minyak PT Pertamina Hulu Energi ONWJ 30.489 bph atau 92,4% dari target 33.000 bph.
Produksi gas bumi Pertamina Hulu Mahakam pada semester I/2018 sebanyak 916 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau 83% dari target 1.100 MMscfd.
Selain Pertamina, realisasi produksi migas siap jual (lifting) secara nasional pada semester I tahun ini mencapai 1,92 juta barel setara minyak per hari (barrel of oil equivalent per day/boepd) atau 96% dari target dalam APBN 2018 sebesar 2 juta boepd.
Lifting itu terdiri atas realisasi produksi minyak bumi sebesar 771.000 barel per hari (bph) atau 96% dari target APBN 2018 sebesar 800.000 bph. Realisasi lifting gas bumi sebesar 1,15 juta boepd atau 96% dari target 1,2 juta boepd.
Dari 24 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) utama migas, sebanyak tujuh anak perusahaan Pertamina menorehkan kinerja lifting di bawah target. Mayoritas kinerja anak perusahaan Pertamina itu juga berada di bawah rata-rata nasional.
Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas, mengatakan bahwa buruknya kinerja lifting milik anak perusahaan Pertamina tersebut dipengaruhi banyak hal. Kendati demikian, pihaknya melihat ada masalah dari sisi pendataan yang tidak lengkap.