Bisnis. com, TOKYO—Jepang menyatakan komitmennya untuk berinvestasi lebih besar di Indonesia. Hal itu diungkapkan korporasi dan bank asal negeri Matahari Terbit tersebut kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla atau JK mengunjungi Tokyo, Jepang pada 10-13 Juni dalam rangka menghadiri konferensi internasional The Future of Asia. Di sela-sela acara tersebut, Jusuf Kalla atau JK bertemu dengan perwakilan MUFG Bank Ltd., delegasi Marubeni Corporation, serta Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia Yasuo Fukuda.
“Hampir semua menekankan kembali keingannya untuk meningkatkan investasi. apakah itu bank, apakah itu industri, jadi mereka tetap memperbesar investasi di Indonesia. Malah cenderung untuk menambah kelompok-kelompok investasi, cluster,” ujarnya, Rabu (13/6).
JK mencontohkan, di Indonesia industri yang gencar berinvestasi salah satunya di sektor otomotif. Pihak Jepang siap membawa industri pendukungnya lebih banyak ke Indonesia.
Adapun pihak bank ingin mengajak banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk ikut menopang industri di Indonesia. Dalam berinvestasi, pihak Jepang melihat Indonesia dalam dua hal utama yaitu potensi pasar yang luas dan potensi tenaga kerja yang tak kalah besar.
Di sisi lain, ada permintaan khusus dari pemerintah Indonesia jika Jepang ingin menambah investasinya.
“Ya permintaan khusus iya, kita mempertegas infrastruktur apa yang mau dibuat dan apa peranan mereka. Seperti bikin jalan kapan, bagaimana dan dimana. Listrik juga begitu, yang akan datang semuanya mereka siap seperti itu,” ujarnya.
Adapun pihak Jepang, kata JK, tidak mensyaratkan hal khusus. Bahkan pihak Jepang menawarkan apa yang dibutuhkan Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendukung penanaman modal tersebut pemerintah pun berkomitmen mempercepat pembangunan segala macam faktor penopang.
“Contohnya pelabuhan Patimban, kereta api [cepat], daerah industry, real estate di daerah industry] Jawa Tengah dan sebagainya. Mereka menuju ke situ,” terangnya.
Komitmen Kerjasama Selandia Baru
Tak hanya itu, JK pun melakukan pertemuan dengan Menteri Pembangunan Ekonomi yang sekaligus menjabat Menteri Lingkungan Hidup serta Menteri Perdagangan dan Pertumbuhan Ekspor Selandia Baru David Parker.
Menurut JK, negara koloni Inggris tersebut ingin pula memperluas kerjasama dengan Indonesua. Diantaranya di bidang pengembangan energi panas bumi, hingga perdagangan susu, daging sapid an biri-biri.
“Mereka menawarkam pasar itu. Saya bilang ya silakan bersaing dengan Australia, Brasil dan India. Harus bersaing,” terangnya.