Bisnis.com, JAKARTA— Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek akan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi guna mendukung kelancaran angkutan lebaran di wilayah Jabodetabek yang akan dimulai pada 7 Juni mendatang.
Optimalisasi tersebut dilakukan dengan cara mengkombinasikan kinerja Area Traffic Control System (ATCS) dengan pemanfaatan drone, video call serta informasi berbasis aplikasi google.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan dengan optimalisasi tersebut diharapkan akan mempermudah pendeteksian kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan arteri Jabodetabek yang berpotensi menghambat kelancaran arus lalu-lintas mudik lebaran tahun ini.
“BPTJ akan berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, agar lalu lintas angkutan lebaran di wilayah Jabodetabek terhindar dari kemacetan parah,” kata Bambang Prihartono, Minggu (3/6/2018).
Tak hanya itu, optimalisasi penggunaan IT oleh BPTJ juga akan disinergikan dengan ATCS yang dimiliki Kepolisian dan Dishub sehingga akan semakin luas area yang termonitor.
“Jika peralatan kami mendeteksi adanya potensi kemacetan, segera akan kami koordinasikan dengan petugas di lapangan untuk melakukan pengaturan.”
Menurutnya pada saat peak season seperti masa angkutan lebaran antrian kendaraan atau kemacetan pasti tak terhindarkan, namun yang harus dilupayakan adalah agar bagaimana antrian kendaraan dan kemacetan tersebut dapat segera terpecah dan tidak berkepanjangan.
Saat ini sistem ATCS BPTJ didukung dengan keberadaan 22 unit kamera CCTV di Koridor Bekasi (9 kamera CCTV) dan Koridor Bogor (13 kamera CCTV).
Selain di jalan arteri nasional, BPTJ juga turut mendukung pengaturan arus lalu-lintas di Jalan Tol khususnya di sekitar rest area KM 19 ruas tol Jakarta-Cikampek.
“Kami akan berkoordinasi dengan PT Jasa Marga untuk membantu konsep Manajemen Rekayasa Lalu-Lintas (MRLL) agar rest area terhindar dari kemacetan parah.”
Pengaturan tersebut dilakukan mengingat pada tahun-tahun sebelumnya selalu terjadi kemacetan panjang di ruas tol yang disebabkan karena antrian kendaraan yang terjadi di rest area.
Sementara itu, terkait kesiapan angkutan lebaran, BPTJ telah melaksanakan kegiatan Inspeksi Keselamatan Angkutan Umum (Ramp Check) pada tanggal 8-9 Mei 2018; 15-18 Mei 2018; 22-25 Mei 2018 dan 28-30 Mei 2018.
Lokasi ramp check meliputi 6 terminal utama yaitu : Pulogebang, Pondok Cabe, Kalideres, Baranangsiang, Kampung Rambutan dan Poris Plawad serta beberapa pool bus.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan petugas terminal dan Dishub setempat tersebut menemukan masih banyak armada bus angkutan umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan.
Untuk diketahui, dari 1114 unit bus yang dilakukan ramp check, jumlah yang memenuhi persyaratan ada 485 unit atau 45 % dan yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan sebanyak 629 unit atau 55 %.
Unsur-unsur keselamatan yang tidak memenuhi umumnya meliputi kondisi ban, sistem penerangan, wiper serta perlengkapan tanggap darurat.
“Kendaraan yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan keselamatan tidak diperbolehkan beroperasi hingga dilakukan perbaikan terhadap semua aspek yang menjadi temuan.”