Bisnis.com, JAKARTA – PT PP Properti Tbk telah mengantisipasi pelemahan bisnis properti pada tahun politik dengan mengakselerasi pembelian lahan dan menambah jumlah landbank sampai 297 hektare.
Direktur Utama PT PP Properti Taufik Hidayat mengakui sejak 2015, secara umum industri properti khususnya industri residensial memang tidak terlalu bagus dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, perusahaan telah mengantisipasi dan terlihat bahwa sejak 2014 sampai 2015 perseroan masih mengalami pertumbuhan laba.
“Tahun ini paling berat bahwa kami sudah antisipasi sejak tahun lalu. Makanya yang kami lakukan adalah akselerasi penjualan,” kata Taufik di Hotel Fairmont, Senin (28/5/2018).
Taufik menyebut, tahun lalu PP Properti sudah bekerjasama dengan sejumlah institusi alumni perguruan tinggi negeri di Depok dan Semarang melakukan bulkselling atau penjualan banyak untuk proyek hunian vertikal untuk mahasiswa.
Tahun ini, PP Properti masih akan menjajaki kerjasama bulkselling dari investor besar untuk produk properti di Surabaya dengan nilai sekitar Rp2,1 triliun. Ada pun sejumlah proyek bulkselling di Surabaya itu antara lain; Grand Shamaya Tower II, Grand Dharmahusada Tower II, dan Grand Sungkono Lagoon Tower Hotel.
“Menurut kami sampai 2020 kondisi properti belum tumbuh signifikan. Meskipun tumbuh tidak seperti 2013-2014, kami ada strategic planning, dari beberapa yang sekarang sudah menghubungi kami untuk bermitra, kerjasama lahan untuk office, untuk housing sudah cukup banyak,” ungkap Taufik.
Direktur Keuangan PT PP Properti Indaryanto mengatakan landbank yang sudah dibeli sejak tahun lalu sudha memasuki fase pelunasan bekal 2019 dan 2020. Menurut Indaryanto, properti akan tumbuh signifikan 2020 ketika hingar bingar politik mereda dan situasi perekonomian realtif membaik. “Pemerintahan sudah stabil sehingga 2020 banyak memperkirakan itu signifikan. Land bank kami kemudian strategic sudah kami siapakan mencapai tahun tersebut. Sebab sebelumnya ini kami membayar secara cicil,” terang Indaryanto.
Sebagai informasi, PT PP Properti menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun dengan skema penawaran umum berkelanjutan (PUB) Tahap I dari total target emoso mencapai Rp2 triliun. Pasalnya, perusahaan akan menggunakan sekitar 45% untuk pembayaran cicilan investasi tahun sebelumnya, dan penggantian kas perseroan. Sekitar 15% digunakan untuk investasi, dan sekitar 15% lagi untuk refinancing. Sementara 25% lagi untuk modal kerja.