Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan buku tulis dalam negeri diproyeksikan masih tumbuh positif seiring dengan jumlah penduduk usia produktif.
Martin Jimi, Consumer Domestic Business Head Sidu, mengatakan pasar buku tulis domestik masih hidup dan berkembang karena dunia pendidikan masih menggunakan buku tulis. Pemakaian produk kertas ini juga dipengaruhi oleh generasi muda yang diperkirakan sebesar 65% dari total penduduk Indonesia adalah masyarakat berusia produktif.
"Angka kelahiran bayi di Indonesia 4,5 juta per tahun, jadi setiap tahun ada kebutuhan buku tulis untuk siswa baru," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Sebagai informasi, Sidu atau Sinar Dunia merupakan merek buku tulis produksi PT Tjiwi Kimia Tbk. yang menjadi bagian dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Merek ini diluncurkan pada 1984.
Jimi menuturkan dia tidak memiliki angka pasti pangsa pasar untuk produk buku tulis dan alat tulis kantor. Kendati demikian, dia menyatakan produk Sidu bisa ditemukan di wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
"Kami berupaya meningkatkan distribusi dan menyediakan produk buku tulis Sidu ke seluruh pelosok Indonesia," katanya.
Buku tulis menjadi salah satu produk andalan dari APP Sinar Mas dan menjadi salah satu fokus bisnis perusahaan. Permintaan buku tulis saat ini terpusat di Pulau Jawa.
Jimi mengatakan bisnis buku tulis saat ini menghadapi tantangan budaya menulis yang masih rendah. Oleh karena itu, Sidu mensosialisasikan gerakan Ayo Menulis Bersama Sidu sejak April 2018.
"Kecerdasan, daya ingat, dan kreativitas anak akan meningkat dengan menulis,” katanya.
Sidu memiliki produk buku tulis yang terdiri dari 38 lembar dan 58 lembar. Untuk lebih menarik masyarakat, buku tulis Sidu memiliki tampilan tematik sesuai perkembangan zaman.
Sementara itu, Tjiwi Kimia sebagai produsen Sidu juga memproduksi kertas fotokopi, coated, dan carbonless. Perseroan juga memproduksi beragam jenis stationery dan pelengkapan kantor seperti memo, loose leaf, notepad, amplop, kertas komputer, kertas kado, shopping bag, dan juga kertas industri serta kemasan.
Sepanjang tahun lalu, Tjiwi Kimia memproduksi kertas sebesar 768.000 ton, stationery sebesar 213.000 ton, dan kertas industri & kemasan sebesar 104.000 ton. Adapun, penjualan kertas, stationery, dan kertas industri tercatat masing-masing sebesar 766.000 ton, 208.000 ton, dan 74.000 ton.
Sebelumnya, Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, menyatakan industri pulp dan kertas dalam negeri masih berpotensi untuk tumbuh dan menjadi pemain utama dunia.
Peluang pertumbuhan tersebut terbuka seiring dengan permintaan pasar domestik dan ekspor yang terus tumbuh. Kebutuhan kertas global diproyeksikan sebesar 490 juta ton pada 2020, naik dari kebutuhan saat ini sebesar 394 juta ton.
"Peluang tumbuh masih terbuka, walaupun ada tren kertas tertentu tumbuh negatif. Secara keseluruhan permintaan masih positif," ujarnya.
Untuk dapat mendorong peningkatan ekspor, Panggah menuturkan pihaknya fokus untuk memperkuat basis produksi pulp dan kertas dalam negeri, seperti mengusulkan pemberian insentif perpajakan untuk merangsang investasi baru. Kapasitas produksi pulp dan kertas industri domestik tercatat masing-masing sebesar 11 juta ton dan 16 juta ton per tahun.