Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gresik Jasatama Tunda IPO, masih Berharap Diakusisi Pelindo III

Gresik Jasatama (GJT) memutuskan untuk menunda proses pelaksanaan IPO (initial public offering) dan siap bila diakusisi oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Profile perusahaan, diunggah oleh akun PT Gresik Jasatama di Youtube
Profile perusahaan, diunggah oleh akun PT Gresik Jasatama di Youtube

Bisnis.com, SURABAYA - PT Gresik Jasatama (GJT) memutuskan untuk menunda proses pelaksanaan IPO (initial public offering) dan siap bila diakusisi oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.

Direktur Utama GJT, Rudy Djaya Siaputra mengungkapkan bahwa pada 25 Januari 2018, perseroan telah menandatangani Memorandum of Collaboration (MoC) dengan Pelindo III. Dalam MoC tersebut pun Pelindo III berminat untuk mengakusisi saham GJT.

"Selain ada rencana akusisi, kami juga memperhatikan dan mencermati kondusi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang saat ini kurang mendukung sehingga dikhawatirkan hasil penerimaan dana IPO tidak sesuai harapan," jelasnya, Kamis (3/5/2018).

Dia menjelaskan sebelum ada rencana diakusisi Pelindo III, GJT memang lebih dulu sudah merencanakan untuk IPO sejak 3 November 2015.
Rencana IPO tersebut dilatarbelakangi adanya kebutuhan finansial perusahaan untuk membayar utang modal seperti kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan bunga 12% an dan melalui Medium Term Note.

Proses persiapan IPO juga sudah berjalan dan pada 21 Maret 2018 telah menyampaikan permohonan pendaftaran di BEI dalam rangka penawaran umum perdana dengan melepas sekitar 20%-30% saham ke publik.

"Namun karena ada satu aturan soal akusisi perusahaan tbk, kami memilih menunda IPO dan menjaga hubungan baik dengan Pelindo III yang selama ini terjalin. Kami mengharapkan Pelindo masuk untuk mengakusisi dan berapa persen saham yang diinginkan terserah Pelindo, yang pasti mendominasi apakah 60%, atau lebih," imbuhnya.

Rudy mengatakan saat ini rencana akusisi tersebut pun masih dalam tahap kajian untuk menentukan porsi share sahamnya. Bukan tidak mungkin, setelah diakusisi, GJT bisa melanjutkan untuk menuju perusahaan terbuka.

"Atas penundaan IPO tersebut, pihak GJT sudah bersurat kepada BEI dan OJK dan agar yang berkepentingan menjadi maklum," katanya.

Rencana akuisi Gresik Jasatama oleh Pelindo III sempat terhenti, karena pada 15/4/2018 lalu Pelindo menyatakan pembatalan atas rencana akuisi Gresik Jasatama.

Baca juga: Pelindo III Batal Akuisisi Gresik Jasatama

Direktur Keuangan dan Umum GJT, Edy Hidayat mengatakan potensi bisnis kepelabuhan di Gresik Jasatama tahun ini diperkirakan tumbuh sekitar 5% seiring dengan pertumbuhan komoditas batu bara yang menjadi penyumbang terbesar layanan bongkar di pelabuhan GJT. Selain itu juga adanya pengembangan layanan yang disiapkan GJT tahun ini.

"Selain batu bara, biasanya kami juga melayani muat kayu log, pupuk dan barang konskturksi seperti pasir besi dan tiang pancang tapi ini tidak banyak," katanya.
Ada pun pada 2015, GJT telah melayani bongkar muat curah kering yakni batu bara di 6 dermaganya yakni sebanyak 2,4 juta ton. Pada 2016 berkembang menjadi 2,6 juta ton, dan pada 2017 meningkat menjadi 3,1 juta ton.

GJT berharap setelah akusisi nantinya perseroan mampu membayar utang modal sebelumnya dan memiliki modal kerja untuk pembaharuan alat-alat bongkar muat seperti mengganti atau menambah crane dan melakukan pengerasan lapangan penumpukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper