Pada penutupan perdagangan Kamis (19/4), harga nikel kontrak 3 bulan di London Metal Exchange menyentuh US$15.780. Harga nikel tumbuh 66,3% sejak 19 April 2017 yang tercatat US$9.485.
Tingginya tekanan pada atmostir geopolitik antara AS dan Rusia menjadi spekulasi kuat penyebab meroketnya harga beberapa komoditas salah satunya nikel, selain juga karena faktor pasokan global yang merosot.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merespon sinyal positif kenaikan harga ini. Sekretaris Perusahaan ANTM Aprilandi H. Setia mengatakan Perusahaannya akan menggenjot produksi.
“Bagi Antam ya, kami akan ambil momentum ini. Bagaimanapun juga harga komoditas menjadi pengaruh utama kinerja Perusahaan” kata Aprilandi.
Di kuartal I 2018, kinerja operasi ANTM tercatat moncer dibandingkan kuartal I 2017 lalu. Produksi feronikel tercatat 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi). Angka itu naik 107% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2.934 TNi.
“Kapasitas pabrik dapat berjalan maksimal, kita komit tetap menjaga momentum di kuartal 2” tutur Aprilandi.
Sedangkan volume penjualan feronikel kuartal I 2018 melonjak 109% yoy menjadi 5.363 TNi, hal ini sejalan dengan adanya permintaan produk feronikel Perusahaan.
Aprilandi juga menyebutkan tahun ini Perusahaannya mendapatkan rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor bijih nikel kadar rendah. “Kita dapat rekomendasi bulan Maret lalu untuk nikel dan bauksit. Nikel-nya 2,7 juta wmt” kata Aprilandi.
Pada kuartal I tahun 2018, volume produksi bijih nikel mencapai 2,11 juta wmt. Angka itu naik 301% yoy tahun 2017 dengan level penjualan mencapai 1,15 juta wmt. Penjualan bijih nikel ANTM naik signifikan 2.171% dibandingkan kuartal I tahun 2018 sebesar 50.500 wmt.
Dalam laporannya, ANTM juga menyebutkan bahwa penjualan bijih nikel menjadi tambahan kembali bagi stream revenue perusahaan.. Di tahun 2017, khusus penjualan bijih nikel saja telah berkontribusi Rp1,37 triliun bagi total pendapatan Perusahaan.