Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Optimistis Dua Perjanjian Ekonomi Rampung Tahun Ini

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita optimistis perjanjian kerja sama RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dan Indonesia-European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) rampung tahun ini
Ketua Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih, disaksikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat penandatanganan kerja sama di Jakarta, Kamis (7/12)./JIBI-Abdullah Azzam
Ketua Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih, disaksikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat penandatanganan kerja sama di Jakarta, Kamis (7/12)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita optimistis perjanjian kerja sama RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dan Indonesia-European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) rampung tahun ini.

Menurutnya, proses kerja sama RCEP sudah mencapai 70% hingga 80%. Proses perampungan kerja sama tersebut dinilainya lebih sulit dibandingkan dengan Indonesia-Australia CEPA.

“Karena harus sepakati Asean itu harus satu. Baru kemudian Asean menegosiasikan dengan India, China, Korea, Jepang, Australia dan New Zealand. Sudah dinyatakan atau disepakati oleh pimpinan negara-negara Asean dan mitranya, tahun ini juga sudah harus selesai,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Jumat (20/4).

Dia pun mengatakan, pemerintah ingin mengupayakan perjanjian kerja sama Indonesia-European Union CEPA selesai tahun ini.

“Dengan Eropa, itu saya, kita mengupayakan betul untuk tahun ini,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan RCEP adalah kerja sama ekonomi paling besar karena terkait dengan 48% populasi penduduk dunia.

Dia menjelaskan, kerja sama ini perlu cepat selesai karena sudah lama dirintis Indonesia yang juga sebagai inisiator dari 2012.

“Itu sebabnya perlu sekali ada upaya mempercepat supaya sepakat di dalam dulu habis itu dengan Asean, habis itu masing-masing Asean menghadapi negara-negara itu. India, China, Jepang, Korea, Australia, New Zealand ini negara besar semua,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper