Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam Indonesia Africa Forum (IAF) 2018, Indonesia menyepakati dimulainya Preferential Trade Agreement (PTA) dengan tiga negara di benua Afrika, yaitu Mozambik, Tunisia, dan Maroko. Forum tersebut digelar pada 10-11 April 2018 di Bali.
Perluasan akses pasar di negara-negara tujuan ekspor non tradisional, khususnya di wilayah Afrika, memang menjadi fokus kebijakan perdagangan Indonesia setelah Presiden Joko Widodo bertemu dengan beberapa kepala negara Afrika di Indian Ocean Rim Asociation (IORA) Summit pada Maret 2017.
Pada Rabu (11/4/2018), Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mozambik Ragendra de Sousa. Keduanya sepakat meluncurkan secara resmi dimulainya proses perundingan PTA antara Indonesia dan Mozambik.
“Indonesia dan Mozambik sepakat untuk mengawali pembahasan PTA guna mengembangkan hubungan ekonomi yang lebih terstruktur serta meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan pertukaran informasi. PTA Indonesia–Mozambik nantinya dapat memfasilitasi para pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Selain itu, kami percaya bahwa perdagangan kedua negara akan meningkat dengan PTA karena saat ini masih jauh dari potensi yang dapat digali,” jelasnya dalam pernyataan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (13/4).
Pada 2017, total perdagangan Indonesia–Mozambik mencapai angka US$82,2 juta. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia sebesar US$54,1 juta dan impor sekitar US$28,1 juta.
Pada Selasa (10/4), Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta. Pada pertemuan tersebut, Boucetta mewakili Pemerintah Maroko menyampaikan dukungannya atas rencana PTA yang diusulkan Indonesia.
Baca Juga
“Maroko mendukung usulan Indonesia untuk melakukan kerja sama PTA. Untuk itu, diharapkan sebelum kunjungan misi dagang Indonesia ke Maroko pada Juni 2018, delegasi Indonesia diundang ke Maroko untuk melakukan pembahasan persiapan peluncuran PTA,” ungkap Enggar.
Maroko merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang dapat menjadi akses masuk ke pasar Afrika. Tahun lalu, total perdagangan Indonesia-Maroko mencapai US$154,8 juta, terdiri dari ekspor Indonesia sebesar US$86 juta dan impor US$68,8 juta.
Dalam rangkaian IAF 2018 juga dilakukan pertemuan pendahulu antara delegasi teknis Indonesia dan Tunisia untuk membahas PTA. Pada pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ni Made Ayu Marthini bersama Direktur Hukum dan Perjanjian Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amrih Jinangkung.
Adapun delegasi Tunisia dipimpin oleh Duta Besar Tunisia Mourad Bellhassen. Dubes Indonesia untuk Tunisia Ikrar Nusa Bhakti pun turut hadir pada pertemuan ini.
“Pertemuan persiapan di Bali berlangsung baik dan lancar dan kedua delegasi merekomendasikan untuk segera memulai pembahasan PTA antara Indonesia–Tunisia. Kami percaya bahwa PTA ini dapat memfasilitasi dan mendorong para pelaku usaha kedua negara untuk meningkatkan perdagangan. Tunisia merupakan mitra yang strategis dan dapat menjadi pintu masuk ekspor ke negara-negara di kawasan Afrika Utara,” ungkap Made.
Total perdagangan Indonesia-Tunisia pada 2017 sebesar US$88 juta. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Tunisia sebesar US$55,2 juta dan impor Indonesia sekitar US#32,8 juta.
“Agar dapat segera memulai perundingan, Delegasi Tunisia mengundang Delegasi RI untuk memulai putaran pertama pada Juni 2018 dan kedua delegasi berharap perundingan dapat diselesaikan tahun ini juga,” tambahnya.
Selain itu, dalam rangkaian IAF 2018, Mendag juga bertemu dengan Minister of External Relations of The Republic of Cameroon Lejeune Mbella Mbella. Enggar menyampaikan bahwa Indonesia dan Kamerun juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan secara langsung mengingat potensinya yang sangat besar.
“Selain itu, kerja sama kedua negara juga akan ditingkatkan baik melalui forum bilateral maupun perjanjian perdagangan,” terangnya.
Total perdagangan Indonesia-Kamerun juga tidak kalah dengan tiga negara asal Afrika di atas. Pada 2017, total perdagangan Indonesia-Kamerun adalah sebesat US$103,4 juta.
Produk potensial Indonesia yang diekspor ke Kamerun antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, margarin, sabun, kertas dan kertas karton, dan buku-buku catatan.