Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri makanan dan minuman menyatakan kenaikan impor bahan baku merupakan antisipasi lonjakan permintaan pada momen perayaan Ramadan dan Idulfitri.
Adhi S Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyatakan sepanjang Januari hingga Februari permintaan akan produk makanan dan minuman belum membaik. Sepanjang awal 2018 ini malah terjadi perlambatan permintaan.
"Semenjak Maret kemarin [baru] terlihat kenaikan penjualan," kata Adhi, Minggu (8/4/2018).
Industri, kata dia, berharap momen puasa dan perayaan oleh umat Islam dapat mendongkrak permintaan. "Diharapkan pada kuartal kedua terlihat realisasi peningkatan penjualan," katanya.
Adhi tidak menjelaskan besar peningkatan penjualan yang terjadi pada Maret. Demikian juga dengan estimasi peningkatan penjualan pada kuartal kedua mendatang. Pada tahun ini industri makanan minuman (mamin) diproyeksikan tumbuh lebih dari 10% atau naik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu sebesar 9,23%.
Faktor pendorong pertumbuhan industri ini antara lain penerbitan beberapa kebijakan deregulasi yang memudahkan pasokan bakan baku. Selain itu, tahun ini juga merupakan tahun politik yang umumnya peredaran uang meningkat. Hal tersebut diharapkan ikut mendongkrak konsumsi makanan dan minuman.