Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menjadwalkan uji coba operasi Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara pada pertengahan Mei 2018. Konstruksi tahap pertama proyek di sisi laut maupun sisi darat hampir rampung seluruhnya.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengakan progres di sisi laut telah mencapai 99% sedangkan di sisi darat dalam tahap penyelesaian. "Pelabuhan Kuala Tanjung ditargetkan pada pertengahan bulan Mei 2018 sudah bisa dilakukan uji coba operasi,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/4/2018).
Pada tahap pertama, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung meliputi terminal multiguna dengan kapasitas arus peti kemas 600.000 TEUs.
Terminal akan didukung sejumlah peralatan bongkar muat yang terdiri dari :
- 3 unit Ship to Shore (STS) Crane
- 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane
- 21 unit truck terminal
- 2 unit MHC
- Terminal Operating System (TOS) peti kemas maupun curah cair
Bambang sebelumnya mengatakan, uji coba menjadi tahap krusial karena menjadi ajang untuk membangun kepercayaan terhadap pengguna jasa. Terlebih, lanjutnya, Kuala Tanjung merupakan daerah baru.
Hingga akhir 2017 lalu, sedikitnya ada tiga perusahaan pelayaran asing yang telah berkomitmen singgah di Kuala Tanjung, yakni Maersk Line, Wan Hai, dan China Shipping.
Baca Juga
Bambang mengatakan, untuk tahap awal kapal-kapal yang bersandar di Kuala Tanjung diperkirakan membawa muatan curah cair. Selanjutnya baru curah kering dan kapal-kapal kontainer dengan ukuran menengah.
Menurut Bambang Kuala Tanjung bakal menjadi pintu gerbang bagi arus perdagangan Sumatra ke pasar internasional. Dia memperkirakan, tahun ini bongkat muat bisa terkerek naik berkat kenaikan harga minyak sawit (CPO) dan karet, dua komoditas andalan Sumatra.
Untuk menopang arus kargo, Pelindo I juga akan membangun kawasan industri yang menjadi tahap kedua pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Total area yang akan disulap menjadi kawasan industri mencapai 3.000 hektare.
Kawasan industri ini akan menambah hinterland Pelabuhan Kuala Tanjung karena saat ini sudah beroperasi kawasan industri Sei Mangkei.
Operator dari Uni Emirat Arab
Di sisi lain, operator pelabuhan asal Uni Emirat Arab, Dubai Port World (DP World) disebut bakal menjadi kandidat pengelola Pelabuhan Kuala Tanjung.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihakya telah bertemu pihak DP World pada Maret 2018 lalu. "Nanti kami finalisasi bulan April 2018," ujarnya.
Bambang mengatakan DP World masuk dalam daftar calon mitra yang dijajaki oleh perseroan untuk mengelola Pelabuhan Kuala Tanjung. Namun, DP World bukan kandidat tunggal karena Pelindo I juga menjajaki kerja sama serupa dengan perusahaan operator lain.